REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA – Wakil Direktur Utama BNI, Felia Salim, memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Papua dan Papua Barat akan semakin cepat dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
Hal ini perlu diantisipasi dengan penguatan jaringan layanan perbankan.
Atas dasar itulah, BNI membuka Kantor Wilayah ke-15 di Jayapura untuk melayani Papua dan Papua Barat, yang sudah memiliki 19 outlet.
Salah satu yang diantisipasi BNI adalah perkembangan ekonomi yang disebabkan oleh dibangunnya pelabuhan internasional di salah satu kawasan di Papua atau Papua Barat serta ditetapkannya Merauke sebagai kawasan pengembangan agribisnis pangan (Food Estate) oleh pemerintah.
Rencana itu sudah ditetapkan dalam Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pembangunan pelabuhan akan menjadi magnet bagi investasi lain, antara lain perdagangan besar dan eceran, perhotelan dan restoran, pertambangan, serta pertanian.
Seluruh bidang usaha itu menjadi fokus pembiayaan BNI ke depan di Papua dan Papua Barat. Meski demikian, BNI juga tetap mengantisipasi peningkatan permintaan kredit untuk sektor penunjang yang akan tumbuh akibat interkoneksi antar Papua dan Papua Barat yang meningkat, yakni kelistrikan dan telekomonikasi.
Penghimpunan DPK BNI di Papua dalam tiga tahun terakhir berada di kisaran 13 persen. Hal tersebut antara lain didorong oleh bertambahnya jumlah rekening nasabah sebesar 12 persen. Dana masyarakat tersebut 80 persen di antaranya merupakan dana murah.
Rata-rata dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan kredit BNI 19 persen sehingga menempatkan LDR BNI ke posisi 43 persen. “Angka pertumbuhan kredit kami cukup lumayan. Tiga tahun terakhir 19-20 persen," ujar Felia.