Ahad 21 Oct 2012 10:51 WIB

Grup Kalla Fokus Kembangkan Bisnis Infrastruktur

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada Tim Pengawas kasus Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/9)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada Tim Pengawas kasus Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/9)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Grup Hadji Kalla akan semakin fokus mengembangkan bisnis infrastruktur dan energi untuk mendukung pembangunan nasional, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.

Hal itu dikemukan Pendiri dan Penasehat Grup Hadji Kalla (GHK), M Jusuf Kalla, di Makasar, Sulawesi Selatan, Sabtu (21/10) malam pada perayaan ulang tahun ke-60 kelompok perusahaan itu. "Insya Allah kami akan membuat pembangkit listrik 1.000 megawatt di seluruh Sulawesi," ujar Jusuf Kalla.

Mantan Wapres itu juga mengklaim pihaknya telah membangun pembangkit listrik yang paling efisien di Sulawesi Selatan, dengan menggunakan energi ramah lingkungan melalui PLTA.

Ia mengatakan dalam dalam waktu dekat pihaknya akan membangun pembangkit listrik di Sulawesi masing-masing 300 megawatt, sehingga Sulawesi tidak akan kekurangan listrik, khususnya di Sulawesi Selatan.

"Dengan demikian Sulawesi Selatan siap menerima investasi, tanpa ada masalah kekurangan pasokan listrik," katanya.

Diakuinya, ia lebih banyak mengembangkan investasi pembangkit listrik di Sulsel karena izinnya lebih cepat. Namun Jusuf Kalla menegaskan pihaknya juga akan mengembangkan bisnis ke daerah-daerah lain seperti Kalimantan dan Sumatera.

Selain listrik, kata dia, GHK juga sedang menjajaki pembangunan monorail di Makasar. Bila pembangunan monorail itu berhasil, maka Makasar akan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki transportasi publik dengan rel tunggal. "Transportasi jalan di Makasar harus dicermati betul," kata Jusuf Kalla.

Menurut Direktur Pengembangan Usaha GHK Solichin Kalla, pihaknya sudah memasukkan studi kelayakan proyek monorail tersebut ke pemerintah daerah dan pemerintah pusat. "Insya Allah setelah selesai semua studi kelayakan tersebut, janjinya tahun depan," katanya.

Pada kesempatan itu M Jusuf Kalla juga menceritakan pada awalnya GHK diawali dari bisnis pertanian. Menurut dia, dengan majunya bidang pertanian, maka masyarakat Indonesia yang sebagian besar petani, akan mampu membeli kendaraan yang juga menjadi tulang punggung bisnis GHK bekerja sama dengan Toyota.

"Setelah itu, untuk kemajuan masyarakat lebih lanjut dibutuhkan perbaikan infrastruktur agar ekonomi lebih berkembang. GHK masuk di situ," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement