REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adi Sarana Armada atau yang dikenal dengan nama Assa Rent siap melepas 40,03 persen sahamnya ke publik November mendatang. Porsi itu setara dengan 1,36 miliar saham dari modal yang disetor dan ditempatkan pada penawaran umum saham perdana (IPO).
Presiden Direktur Assa Rent, Prodjo Sunarjanto, mengatakan sebesar 58 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk kegiatan penambahan armada kendaraan baru. "Rencananya perusahaan akan membeli 2.338 unit kendaraan baru," katanya di Jakarta, Jumat (12/10). Spesifikasinya adalah kendaraan penumpang tipe MPV dan sedan, serta truk untuk angkutan logistik.
Sebanyak 32 persen sisa dana IPO akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada Bank Mandiri, Bank QNB Kesawan, Bank International Indonesia, Bank Central Asia (BCA), BCA Syariah, Bank OCBC NISP, dan Bank Panin ANZ. Sedangkan 10 persen sisanya untuk pengembangan infrastruktur dan jaringan usaha.
Menurut Prodjo, perusahaan rencananya akan membangun tiga kantor cabang baru di Jabotabek, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Timur. Hingga semester I 2012, Assa Rent mencatatkan aset senilai Rp 1,5 triliun.
Pendapatan perusahaan mencapai Rp 353,61 miliar, meningkat dari Rp 246,66 miliar tahun lalu. Sedangkan laba bersih perusahaan tumbuh tiga kali lipat, dari Rp 3,05 miliar menjadi Rp 10,58 miliar. Liabilitas perusahaan semester I 2012 mencapai Rp 1,36 triliun.
IPO perusahaan yang berada di bawah naungan Triputra Grup ini dijamin oleh PT Bahana Sekuritas dan PT Buana Capital. Nilai nominal saham adalah Rp 100 per saham.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hoesen, sebelumnya memaparkan jadwal penawaran sahamnya adalah penawaran awal 15-25 Oktober, distribusi saham secara elektronik 9 November, masa penawaran 6-7 November, penjatahan 8 November, dan pengembalian uang pemesanan 9 November. Berikutnya pencatatan di BEI pada 12 November.
"IPO Assa Rent akan menggunakan buku laporan keuangan Juni 2012," kata Hoesen. Perusahaan yang sebelumnya dikenal dengan nama Adira Rent ini memiliki 600 unit armada untuk penyewaan dan pengangkutan logistik. Sebanyak 200 unit armada sepeda motor, dan sisanya mobil operasional, seperti Toyota Avanza, dan Toyota Kijang.