Kamis 11 Oct 2012 15:00 WIB

Syariah untuk Propaganda Pemilu? (2-habis)

Rep: Friska Yolandha/ Red: Hafidz Muftisany
Pendukung Partai Ennahda Tunisia
Foto: AP Photo/Benjamin Girette
Pendukung Partai Ennahda Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, Partai Ennahda Tunisia menyatakan keuangan syariah yang mematuhi prinsip keagamaan akan membantu pemulihan ekonomi Tunisia yang selama ini rusak sepanjang penggulingan Bin Ali. Negara-negara terdekat memiliki harapan yang sama.

Misalnya Mesir yang juga tengah mengembangkan ekonomi syariah. Pun halnya Maroko, yang dipimpin oleh partai moderat.

Mereka meyakini ekonomi syariah akan membuat negara tersebut menjadi hub secara regional.Di Tunisia saat ini hanya ada dua bank syariah yang berdiri di bawah rezim Bin Ali. Aset kedua bank tersebut hanya sebesar 1,4 miliar dinar atau 893 juta dolar.

Nilai ini hanya 2,5 persen dari total aset perbankan di negara tersebut. Sedangkan di negara Teluk, kontribusi syariah adalah seperempat dari total aset perbankan di setiap negara.Untuk mendorong pertumbuhan, Tunisia telah menyiapkan rancangan undang-undang perbankan syariah.

 

Hal ini diikuti dengan penerbitan sukuk negara tahun depan. "Keuangan syariah dapat menampung kelompok besar masyarakat Tunisia yang tidak tertampung di bank tradisional," ujar Gubernur Bank Sentral, Chadli Ayari.

Akan tetapi usaha ini dipandang skeptis oleh sebagian masyarakat Tunisia. Ekonom Universitas Tunis, Fethi Jerbi, misalnya. Ia pesimistis Tunisia bisa menerapkan ekonomi syariah sebaik negara-negara Teluk. Kondisi di sana dan Tunisia berbeda, kata dia.

"Tunisia tidak sekaya negara Teluk dan sistem finansialnya belum berkembang dengan baik," ujar Jerbi, Kamis (11/10).Ia menambahkan fokus pemerintah kepada ekonomi syariah akan berakibat pada pengabaian ekonomi tradisional.

Hal ini akan mengakibatkan konsekuensi serius terhadap sektor perekonomian negara.Dalam laporan pemeringkat Standard and Poor bulan lalu, perbankan Tunisia tengah menghadapi rating 'berisiko tinggi' pada pendanaan sistem.Namun tudingan-tudingan propaganda ini dibantah oleh Menteri Kehakiman yang juga pemimpin Ennahda, Noureddine Bhiri.

Menurutnya revolusi Tunisia tidak membutuhkan propaganda untuk menarik pemilih. Justru dengan adanya perbankan syariah akan meningkatkan perekonomian bangsa yang terpuruk. "Dan ini akan membuat perbankan semakin kompetitif," tegas Bhiri

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement