REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – BUMN minta diberikan otoritas untuk impor raw sugar atau gula mentah. Direktur Utama (Dirut) Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengatakan kewenangan untuk impor raw sugar merupakan langkah cepat melakukan revitalisasi pabrik secara mandiri.
Dengan begitu, BUMN memiliki kesempatan untuk ekpansi lahan guna membangun pabrik baru. Tanpa adanya pabrik baru, menurut Ismed mustahil Indonesia bisa swasembada gula nasional.
Pemerintah merencanakan swasembada gula nasional dengan produksi 5,7 juta ton pada tahun 2014. Namun, target ini direvisi menjadi 3,1 juta saja hanya untuk kebutuhan konsumsi.
“Impor raw sugar menjadi insentif menjadi peningkatan produktivitas pabrik gula BUMN, yang tenryata dalam setahunnya berproduksi tidak lebih dari 3-4 bulan,” ujar Ismed dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR, Senin (8/10).
Ia mengatakan impor raw sugar ini dilakukan di luar musim giling utnuk mengisi idle capasity. Ismed mengatakan jika pemerintah memberikan izin impor raw sugar secara kontinu, BUMN akan memiliki laba yang lebih besar.
Ia mengatakan, keuntungan dari pengolahan raw sugar bisa mencapai Rp 350 per kilogram. Menurutnya, jika tahun depan RNI bisa mendapatkan alokasi impor raw sugar hingga 350 ribu ton, ia akan bisa membangun pabrik gula di luar Jawa.
Laba yang signifikan itu menurutnya bisa membuat BUMN lebih mandiri. Selama ini, perusahaan swasta telah diberikan izin untuk mengimpor raw sugar untuk memenuhi kebutuhan industri. Beberapa BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PT PN) diberikan hak untuk mengimpor untuk memenuhi kapasitasnya yang masuh kosong.