REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah telah memutuskan untuk memilih tiga komoditas untuk ditangani Badan Urusan Logistik (Bulog) yakni beras, kedelai dan gula. Alasannya, ketiga komoditas itu memberikan pengaruh besar kepada masyarakat.
"Kita memilih komoditas yang betul-betul memberikan pengaruh yang besar kepada masyarakat kita seperti gula dan kedelai itu memang sangat memberikan pengaruh besar," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma usai mengantar kepergian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Mongolia dan Rusia, Rabu (5/9).
Hanya saja untuk kedelai, ia mengakui kemampuan produksi di dalam negeri masih belum besar, sedangkan kebutuhan terus meningkat. Maka, untuk mengatasi itu harus dilakukan pengendalian tata niaga dan tidak dibebaskan begitu saja.
Di satu sisi, lanjutnya, perlu menolong pertanian dengan mendorong para petani meningkatkan produksi. Tetapi ketika harga tidak terlalu bagus, pemerintah juga berupaya melindungi pengrajin tahu tempe.
Rencananya, cadangan Bulog untuk komoditas kedelai diperkirakan berkisar 100-200 ribu ton. Jumlah itu untuk intervensi jika ke depan terjadi sesuatu seperti kenaikan harga atau kelangkaan kedelai di pasaran. "Itulah pentingnya Bulog memiliki cadangan," katanya.
Sementara itu, untuk meningkatkan jumlah komoditas yang ditangani Bulog dari tiga menjadi lima seperti yang diwacanakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta menyatakan belum akan dalam waktu dekat. Karena, untuk dua komoditas lainnya yakni daging sapi dan jagung dianggap masih bisa ditangani.
Pengaruhnya pun, menurut dia, tidak terlalu besar terhadap masyarakat. Tak hanya itu, pemerintah juga mempertimbangkan kemampuan Bulog untuk mengelola komoditas-komoditas tersebut. "Harus disesuaikan dengan kemampuan Bulog baik gudangnya, kemampuan finansialnya, dan dukungan fiscal," katanya.