REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kepala Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia, Edy Setiadi mengatakan terkait upaya mencetak sumber daya manusia perbankan syariah hingga kini belum ada sinkronisasi antara akademisi dan praktisi.
Saat ini banyak perguruan tinggi berusaha membuat studi syariah tapi tidak punya pengajarnya, katanya dalam diskusi bertajuk Menguak Krisis Sumber Daya Insani di Perbankan Syariah, di Jakarta, Senin (13/8). Untuk itu, dia mengatakan perlu ada standardisasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat pendidikan berbasis syariah yang terformat.
Ia mengatakan banyak bank berbasis syariah justru tidak mengambil SDM perbankan syariah, tetapi justru SDM bank konvensional. "Tantangannya pemenuhan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia," ujarnya.
Edy mencontohkan adanya perbedaan pengembangan SDM di Bank syariah dan bank konvensional. Menurutnya, di bank konvensional tiap bulan diadakan training, sedangkan di bank syariah sudah setahun tidak diadakan training.
Menurut dia untuk menciptakan SDM syariah yang berkualitas perlu adanya pelatihan yang arahnya berjalan baik dengan kurikulum terintegrasi dengan baik, dan juga tenaga pengajar berkualitas pula.