REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana mencari pinjaman sebesar 300 juta dolar AS, yang akan digunakan sebagai modal kerja 2013 dan pembayaran uang muka pembelian pesawat (pre delivery payment/PDP).
Menurut Direktur Keuangan Garuda Handrito Harjono di Jakarta, Rabu (1/8), pinjaman ini baru dapat direalisasikan tahun mendatang. Kebutuhan dana ini dapat diperoleh melalui pinjaman lembaga keuangan dan penerbitan obligasi berdenominasi rupiah.
"Opsinya pinjaman perbankan dan obligasi. Kalau obligasi, maka akan kita terbitkan di semester I-2013," katanya dalam paparan kinerja Garuda.
Ia menambahkan dana yang dibutuhkan untuk pembayaran uang muka pembelian pesawat yang harus diselesaikan Garuda tahun mendatang diperkirakan sebesar 350 juta dolar AS. Namun, Garuda juga akan mendapatkan PDP kembali dengan jumlah yang tidak besar. "Sehingga kebutuhan PDP kita sekitar 200 juta dolar AS dan modal kerja 100 juta dolar AS," ungkapnya.
Ia mengakui Garuda juga tengah melakukan negosiasi dengan beberapa perbankan, salah satunya Citibank untuk mendapatkan pinjaman sebesar 200 juta dolar AS. Dana itu untuk modal kerja pada tahun ini.
Saat ini, Garuda memiliki utang sebesar 300 juta dolar AS dan diperkirakan lunas pada 2015.
Hingga semester I-2012, Garuda mencatatkan peningkatan jumlah penumpang sekitar 22,4 persen menjadi 9,62 juta. Pendapatan turut meningkat 17,7 persen menjadi 1,5 miliar dolar AS, serta berhasil menurunkan kerugian tahun berjalan sebesar 90,94 persen menjadi 2,02 juta dolar AS.