REPUBLIKA.CO.ID,RI akhirnya berkomitmen untuk membeli surat utang dari International Monetary Fund senilai 1 miliar Dollar AS. Juru bicara Bank Indonesia, Difi Johansyah memastikan komitmen tersebut bukan berarti Indonesia langsung menyetor dana senilai Rp 9 Triliun itu ke IMF.
Menurutnya, pengucuran dana bakal dilakukan hanya jika krisis global terjadi dengan sistemik. Sedangkan dananya saat ini masih ada dalam kas Bank Indonesia. "Ini baru komitmen yang baru bisa dicairkan kalau ada krisis global yang sistemik,"ungkap Difi kepada ROL, Rabu (11/7). Difi mengungkapkan penarikan dana oleh IMF akan dilakukan berupa surat utang yang berbentuk Note Purchase Agreement.
Difi mengungkapkan pola seperti ini sudah disepakati dalam forum G-20 di Los Cabos, Meksiko. Dimana, pola polling funds ini berbeda dari iuran rutin anggota IMF. Untuk polling funds ini, IMF menawarkan hanya kepada negara yang mampu dan berminat.
Sejauh ini, tutur Difi, jumlah komitmen pinjaman yang sudah berhasil dikumpulkan IMF - berikut Indonesia - senilai 457 miliar Dollar AS. Sehingga, Difi mengungkapkan porsi RI sangat kecil bila dibandingkan dengan kontribusi dari negara-negara lainnya."Kalau ada negara minta bantuan dari ini misalnya 20 miliar dollar maka porsi RI hanya 1 per 457 dikali 20 alias pro rata,"ujar Difi.