REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Perusahaan investasi milik negara Singapura, Temasek Holdings, Kamis (5/7) mengatakan, laba bersihnya pada tahun fiskal terakhir turun 15,4 persen menjadi 11 miliar dolar Singapura (8,7 miliar dolar AS) di tengah ekonomi global lebih lambat.
Namun, Temasek mengatakan, nilai bersih dari portofolionya di seluruh dunia naik 2,6 persen menjadi 198 miliar dolar Singapura pada tahun yang berakhir 31 Maret dari tahun keuangan sebelumnya. Temasek mengatakan, pihaknya menginvestasikan total 22 miliar dolar Singapura sepanjang tahun dan divestasi sebesar 15 miliar dolar Singapura.
Pada akhir Maret, Temasek memiliki 72 persen dari investasinya di pasar Asia dan dalam negeri Singapura, turun dari 77 persen karena pihaknya meningkatkan kepemilikannya di Australia dan Selandia Baru serta Amerika Utara dan Eropa.
Investasi di Australia dan Selandia Baru menyumbang 14 persen, naik dari 12 persen. Investasi Temasek di Amerika Utara dan Eropa naik menjadi 11 persen dari 8,0 persen.
Temasek mengurangi kembali investasinya di jasa keuangan menjadi 31 persen dari 36 persen -- sebuah tindakan yang analis lihat sebagai akibat dari risiko yang terkait dengan krisis utang zona euro. Temasek juga mengurangi investasinya di sektor transportasi dan industri menjadi 21 persen dari 23 persen.
Namun, perusahaan meningkatkan investasinya di bidang telekomunikasi, media dan teknologi, ilmu kehidupan, konsumen dan real estate serta energi dan sumber daya.
"Pertumbuhan pendapatan penduduk perkotaan dan menengah terus mendukung transformasi jangka panjang di Asia dan ekonomi-ekonomi tumbuh lainnya," kata CEO Temasek, Ho Ching.
Pimpinan Temasek S.Dhanabalan mengatakan, pertumbuhan jangka panjang Asia tetap sehat, sementara AS dan Eropa "memberikan risiko signifikan" mereka juga menawarkan peluang potensial.
"Kami terus tinggal di kas bersih dan memiliki fleksibilitas penuh untuk merespon peluang yang muncul atau tetap cair tergantung pada risiko ke depan," katanya dalam sebuah pernyataan.