Jumat 15 Jun 2012 20:53 WIB

SBY: Indonesia Bisa Berkontribusi pada Ekonomi Global

Rep: Esthi Maharani/ Red: Heri Ruslan
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Rumgapres/H Abror Rizki
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak ke beberapa negara di benua Amerika dengan membawa agenda ekonomi.

Dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (15/6), SBY menyakini Indonesia bisa memberikan kontribusi dalam pertemuan kepala negara untuk membahas ekonomi global. Terlebih lagi kondisi ekonomi global yang semakin kompleks dan harus dijaga tetap sehat sekaligus pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, dan mapan.

"Indonesia akan berkontribusi karena ekonomi kita justru pada tingkatan yang tinggi diukur dari pertumbuhan ekonomi negara-negara lain, domestic market kita juga growing, middle class kita juga growing. Dengan demikian kalau trend ini bisa kita jaga, kita bisa berkontribusi bersama-sama dengan ekonomi Asean dan Asia bagi terjaganya strong, balance and suistanable global economic growth," katanya, Jumat (15/6).

Selain itu, pertemuan G-20 tak lain untuk memperkuat arsitektuer dan sistem perekonomian dunia. "Kita melihat krisis perbankan di beberapa negara dengan cost, dengan biaya yang sangat mahal bicara untuk memulihkannya," katanya.

Menurutnya, hal tersebut penting sekali bukan hanya untuk negara berkembang tetapi juga negara-negara maju. "Kita akan berkontribusi karena kita sudah menjalankan program mikro kredit dan juga finansial," katanya.

Isu lain yang dibawa adalah tentang pembangunan, development, green economy, infrastrukture, dan food security. Hal tersebut, lanjutnya, menjadi kepedulian Indonesia dan negara-negara berkembang.

"Kami akan bersama-sama pemimpin yang lain merumuskan bagaimana kerjasama yang efektif untuk memastikan bahwa pembangunan ini berkelanjutan," katanya.

Indonesia, katanya, memiliki kepentingan untuk hal tersebut. Terutama ketahanan pangan dan infrastruktur yang harus dibangun.

"Kita sedang membangun konektivitas domestik kita sebagai bagian untuk membangun konektivitas ASEAN," katanya.

Ia juga mengatakan pertemuan itu menyangkut pula dengan perdagangan, trade, job creation dan juga pertumbuhan ekonomi itu sendiri. "Ini juga penting, kami akan bersama-sama pemimpin yang lain menjaga agar perdagangan global ini tidak merosot secara tajam. Tanda-tanda sudah mulai. Negara-negara yang tadiinya unggul di perdagangan juga menurun. Indonesia juga sudah mulai terimbas, meskipun pada level yang masih bisa kita jaga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement