REPUBLIKA.CO.ID,Krisis utang begitu besar di Eropa, membuat penduduk lokal benua itu mulai menarik dana mereka dari bank-bank karena ketakutan kehilangan tabungas. Lantas ke mana mereka menyimpannya?
Beberapa memilih mengganti ke Bitcoin, demikian lapor Financial Post. Bitcoin adalah mata uang khusus internet yang dirilis 2009. Mata uang ini diciptakan demi menghindari potongan dalam transfer uang ke mata uang berbeda atau perusahaan kartu kredit.
Karena itulah Bitcoin menjadi primadona bahkan untuk transaksi gelap di internet, seperti perdagangan materi pornografi, pedofilia, hingga jual beli narkoba di internet. Bitcoin juga sarana para peretas menggalang dana untuk gerakan bawah tanah mereka.
Mengingat Bitcoin tidak dibawah kendali bank central atau pemerintah, maka ada presepsi, mata uang ini tak terpengaruh tekanan politik. Pertimbangan itu mendorong sebagian orang berbondong-bondong menuju bitcoin dan meninggalkan bank-bank Eropa.
Peningkatan nyata dalam transfer Bitcoin oleh penduduk di negara-negara seperti Yunani, Italia, Spanyol---dan bahkan Belanda---,menunjukkan sikap protektif mereka terhadap tabungan.
"Kami mendapat banyak pertanyaan yang begitu harafiah, "Bisakah kami mengirimkan euro? Tentu kami tak bisa melakukan itu secara legal, namun mereka tetap bertanya," bunyi laporan dalam Financial Post.
Cukup menarik, pasalnya bitcoin sangat rentan dibobol para peretas dan itu sudah terjadi berulang kali, ketimbang pembobolan terhadap bank-bank dengan usia berabad-abad. Tapi situasi itu sekaligus itu menunjukkan betapa rendahnya kepercayaan masyarakat Eropa saat ini terhadap perbankan di sana.