REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berkunjung ke Polandia membuat Profesor Emeritus Dorodjatun Kuntjoro Jakti berkesimpulan, Polandia amat tertarik pada Indonesia. Ia juga melihat sejumlah potensi kerja sama kedua belah pihak yang dapat digali lebih lanjut.
“Saya berkesempatan memberikan kuliah umum tentang pandangan Indonesia terhadap sejumlah isu internasional serta apa rencana Indonesia untuk membangun system pertahanannya,” kata mantan menteri coordinator ekonomi dan keuangan Indonesia pada 2001-2004 yang akrab di panggil Pak Djatun ini, Rabu.
Mahasiswa dan warga Polandia ternyata juga tertarik dengan politik luar negeri Indonesia yang “bebas dan aktif”. “Saya katakan, ini berbeda dengan ‘netral’. Karena bebas dan aktif ini maka sistem pertahanan kita cenderung aktif defensive dan bukan agresif. Hal ini terlihat dari rencana belanja persenjataan Indonesia yang menurut saya cenderung hanya untuk menggantikan sejumlah peralatan yang sudah tua.”
Di bidang ekonomi, Djatun melihat Indonesia berpeluang membuka ekspor minyak goring, karet, serta tambang. Sebaliknya, Polandia memiliki sejumlah produk yang bagus, seperti furnitur berikut tekstilnya. Untuk menyasar pasar Indonesia, Polandia sebetulnya bisa saja menyasar kelas menengah Indonesia yang kini jumlahnya 40 persen dari populasi,” ujar dia.
“Polandia itu luar biasa, perkembangannya demikian pesat sejak Negara ini berubah dari sosialisme ke sistem pasar. Namun, Polandia memang sudah ditopang dengan system ekonomi pasar yang kuat di Eropa. Hal ini tentu berbeda dengan ASEAN yang kini masih harus berjuang membangun pasar,” katanya.
Sementara itu Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Grzegorz Wisniewski, mengakui bahwa Polandia memang tidak memiliki tradisi untuk berdagang dengan Asia. “Antara lain karena jaraknya demikian jauh. Produk kami sekitar 80 persen diserap oleh Eropa. Namun, pertumbuhan ekonomi Asia yang sedemikian hebat membuat kami harus berpaling ke kawasan ini,” katanya.
Saat ini nilai ekspor Indonesia ke Polandia mencapai lebih dari 200 juta dolar AS. Sebaliknya, ekspor Polandia ke Indonesia baru sekitar 180 juta dolar AS. “Namun, balance perdagangan kedua Negara tidak lah penting, yag penting, kta harus meningkatkan kontak antara pemerintah juga antar warga,” Wisniewski menambahkan.