REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku belum menyelesaikan proses pembelian gas alam cair (liquid natural gas atau LNG) dari Blok Tangguh, Papua.
Namun, Kepala Divisi Humas Sekuriti dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Gede Pradnyana, mengaku hingga kini pembicaraan terus berjalan. “Sekarang masih pembahasan,” katanya, Jumat (4/5).
Lagipula, hal ini sejalan dengan program pengembangan proyek kilang LNG dan industri petrokimia dalam proyek Tangguh secara paralel.
Menurutnya, pemerintah berupaya menyediakan cadangan gas untuk pengembangan train (unit) tiga dan train empat serta pabrik petrokimia. “Jadi tergantung juga pemerintah dan petrokimia,” ujarnya. "PLN bukan satu-satunya pihak yang berkepentingan dalam persoalan ini."
Saat ini, kata Gede, BP Migas tengah memdorong PLN untuk segera melakukan elektrifikasi di Bintuni, daerah terdekat dengan blok Tangguh. Pasalnya, wilayah itu hingga kini belum mendapat aliran listrik. “Kita dorong PLN untuk alirkan listrik ke sana.”
Dengan menggunakan kabel tambahan, PLN diharapkan bisa membuat infrastruktur untuk mengalirkan listrik yang energinya dari Tangguh.