REPUBLIKA.CO.ID, Microsoft baru saja menginvestasikan dana sebesar 300 juta dolar AS (Rp 2,8 triliunan) dalam saham gabungan dengan Barnes & Noble. Daging utama bisnis ialah mendongkrak bisnis e-reader, 'Nook' buatan Barnes & Nobles sekaligus dengan bisnis College.
Investasi 300 juta dolar itu memiliki nilai spekulasi 17 persen dari perusahaan baru, yang berarti dihargai hingga 1,7 milyar dolar AS. Kini saham Barnes & Nobles melejit 80 persen di pembukaan awal perdagangan.
Barnes and Noble masih akan memiliki seluruh perusahaan. Sedangkan perusahaan yang fokus pada tablet baru juga masih memiliki kaitan dengan toko buku Barnes & Nobles.
Pada Januari, Barnes & Nobles mengumumkan tengah mengekplorasi kemungkinan melejitkan bisnis Nook yang mereka miliki. Pada saat itu, Nook terlihat kurang menguntungkan. Barnes & Nobles menyatakan penjualan Nook layar sentuh lebih buruk ketimbang yang diharapkan dan investasi terhadap bisnis Nook menjauhkan perusahaan dari keuntungan.
Lantas apa keuntungan bagi Microsoft? Pertama Microsoft kini memiliki satu peluang untuk menjadi pesaing yang diperhitungkan. Nook saat ini bisa dibilang tablet pemula. Namun dengan masuknya Microsoft, sangat diragukan bila Nook hanya digarap seadanya. Bisa jadi Nook akan muncul dan bahkan menjadi pesaing dari tablet berbasis Windows 8.
Tapi investasi itu juga berisiko bagi Microsoft. Pasalnya, Nook sudah berlabuh pada Android. Salah satu cara, Microsoft mengembangkan OS baru untuk Nook dan menggantinya dengan Windows 8--yang menurut analis kemungkinan kecil dilakukan. Itu berarti mereka harus membangun program mulai dari awal.
Terlepas itu, duet Microsoft dan Barners & Nobles ialah kemajuan, mengingat keduanya pernah terlibat sengeketa paten hingga ke pengadilan. Lagi pula jauh lebih baik untuk menggandeng perusahaan dan melanjutkan pengembangan produk ketimbang memulai dari awal merakit bisnis tablet.