REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia memiliki beberapa masalah yang menghambatnya untuk menjadi pemain global, kata Direktur Eksekutif General Electric (GE) untuk Indonesia, Handry Satriago, Kamis malam lalu. Namun, makanan Indonesia ternyata berpeluang di pasar global.
Masalah utama yang dihadapi Indonesia menurutnya adalah perusahaan lokal. “Kemampuan perusahaan lokal belum begitu kuat,” ujar Satriago. Masyarakat Indonesia juga perlu ditingkatkan pendidikannya. “Untuk menjadi pemain global, otak pun harus berpikir secara global.”
Untuk mendatangkan lebih banyak investasi ke Indonesia, Satriago mengatakan bahwa Indonesia perlu membenahi infrastruktur dan birokrasinya. “Dengan keadaan lalu lintas seperti saat ini, pengeluaran transportasi harus lebih banyak,” ujar dia. Sementara untuk birokrasi, ia menilai semakin sederhana birokrasi akan lebih baik.
Namun, apakah peluang Indonesia di pasar global? Jawabannya, makanan Indonesia. “Beberapa dari perusahaan makan telah menjadi pemain dunia,” ujar dia. Selain itu, industri batik pun dapat menjadi pemain global. Namun menurutnya yang harus dapat diperhatikan adalah dengan globalisasi ilmu akan menyebar. Amerika pun dapat dengan mudah membuat batik dengan teknologinya. “Kita harus memiliki keunikan,” ujar dia.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk memberikan informasi mengenai Indonesia kepada para diplomat dalam dan asing. “Acara ini juga memberikan inspirasi bagi mereka,” ujar Azis Nurwahyudi, Pejabat Fungsional Direktorat Diplomasi Publik di Kementerian Luar Negeri.
Sementara GE adalah perusahaan konglomerasi multinasional asal Amerika Serikat. Perusahaan ini begerak di empat segmen, yaitu energi, teknologi infrastruktur, jasa keuangan, dan industri konsumer.