REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) mennilai investasi dalam bentuk reksa dana saham masih menjadi primadona investor seiring dengan imbal hasil yang dihasilkan cukup tinggi dibanding jenis lainnya.
"Reksa dana saham saat ini masih jadi primadona. Namun, perlu dicatat jangka waktu ideal kepemilikan reksa dana saham sekitar 10 tahun. Minimal jangka waktu reksa dana saham itu lima tahun, karena kondisi itu mengikuti siklus pasar modal tiga sampai lima tahun," ujar Ketua APRDI Abipprayadi.
Ia menambahkan, potensi investasi dalam bentuk reksa dana di Indonesia dinilai masih cukup besar. Hingga saat ini pemegang unit reksa dana di Indonesia baru sekitar 475 ribu orang.
"Jumlah pemegang unit reksa dana per Maret 2012 sebesar 475 ribu. Jumlah ini masih kecil jika dibanding dengan populasi Indonesia. Jadi potensinya masih besar sekali," ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai investasi dalam bentuk reksa dana dan terus mengembangkan jenis-jenis produknya.
"Saat ini reksa dana sudah dibuat sedemikian rupa. Bahkan dengan jumlah uang yang tidak terlalu besar, investor sudah mampu berinvestasi bisa memulai dengan Rp 500 ribu dan bulanan Rp 100 ribu," katanya.
Menurut Abipprayadi, investasi dalam bentuk reksa dana merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia ke depannya. Saat ini di Amerika Serikat (AS), dari 10 Kepala Keluarga (KK), delapan di antaranya sudah berinvestasi dengan reksa dana.
"Jadi di sana, reksa dana sudah menjadi hal yang sangat biasa. Anak-anak juga sudah membicarakan apa itu reksa dana. Indonesia perlu waktu untuk seperti itu, seperti halnya pada tahun 1970-an masyarakat didorong untuk masuk ke bank, sekarang saatnya mendorong masyarakat berinvestasi di reksa dana," katanya.
Ia mengatakan, berkembangnya industri reksa dana juga dapat berimbas ke pasar modal dalam negeri seiring dengan dana yang otomatis bertambah. "Investasi reksa dana khususnya dalam jenis saham mempunyai efek besar ke pasar modal domestik. Dengan reksa dana melebar maka otomatis akan berimbas ke bursa juga," kata Abipprayadi.