REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI TENGAH--Menyusul isu kenaikan harga BBM, sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kota Cimahi tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan. Namun, lonjakkan harga terjadi kepada cabai rawit akibat pengaruh cuaca.
Adapun harga cabai rawit mengalami lonjakan drastis sekira seratus persen. Kondisi itu terjadi sebelum tanggal penetapan isu kenaikan harga BBM per awal bulan ini. Sebelumnya, harga perkilo cabai rawit sekitar Rp 20 ribu, namun hingga kini harganya menyentuh angka Rp 40 ribu.
Salah satu pedagang sayuran di Pasar Antri Baru Kota Cimahi, Asep (34 tahun) mengatakan, meroketnya harga cabai rawit terjadi sebelum isu kenaikan BBM menyebar. Kenaikkan harga dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu. "Itu menyebabkan pasokan cabai rawit langka," kata dia, Senin (9/4).
Akibat faktor cuaca itu, tambah Asep, harga bawang putih, kemiri, dan merica juga mengalami kenaikan sekitar 25 hingga 50 persen. Sebelumnya, harga perkilo bawang putih dibanderol Rp 60 ribu. Namun, karena pasokan langka harganya menjadi Rp 90 ribu. Begitu pula dengan kemiri dari Rp 24 ribu menjadi Rp 30 ribu perkilo. Sementara Merica dari Rp 80 ribu menjadi Rp 100 ribu.
Namun, menurut Asep, kenaikan harga tidak terjadi kepada jenis sayuran kentang, wortel, bawang merah, maupun ketimun. Meski juga terpengaruh cuaca, namun sejumlah sayuran itu masih bisa dibantu dengan pasokan impor. "Jadi harganya masih normal," ujarnya.