Jumat 09 Mar 2012 22:14 WIB

Cina Internasionaliasi Mata Uangnya, Dollar Waspadalah!

Mata uang Cina, yuan
Foto: xinhua.net
Mata uang Cina, yuan

REPUBLIKA.CO.ID, Tahun lalu, pejabat Cina dilaporkan menyatakan kepada Uni Eropa bahwa renminbi akan sepenuhnya berfungsi tahun 2015. Dan baru-baru, Cina gubernur bank sentral Zhou Xiaochan mengatakan China tidak lama lagi dari tujuannya untuk membuat yuan layak jadi nilai tukar internasional.

Dengan Hong Kong sudah menggunakan yuan dalam perdagangan internasional, dan London yang bersiap untuk mengambil alih mantel yang dalam beberapa tahun mendatang, Cina, mungkin hanya beberapa langkah untuk membuat mata uangnya sebagai salah satu alat tukar internasional yang berharga.

China kini berencana menawarkan pinjaman renminbi untuk negara BRIC (Brasil, Rusia, India, Cina) dan Afrika Selatan, demikian Financial Times melaporkan. Bank Pembangunan Cina (CDB) dikabarkan akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) di New Delhi dengan rekan-rekan BRIC pada 29 Maret. Lima negara berkembang yang dominan bakal meneken proyek inisiatif ini dalam upaya untuk meningkatkan perdagangan dan mempromosikan penggunaan renminbi di perdagangan internasional. Itu berarti mengganti peran dolar.

Cina pertama kali membuat yuan sebagai nilai tukar internasional pada penyelesaian perdagangan di tahun 1996. Sampai sekarang 13 persen dari perdagangan Cina di Asia yang dilakukan menggunakan renminbi. Pangsa pasar pengguna renminbi dalam perdagangan regional direncanakan akan meningkat menjadi 50 persen pada tahun 2015, menurut HSBC.

Peran renminbi yang kuat dalam pembiayaan perdagangan juga bisa menjadi keuntungan besar bagi Cina karena memaksa negara lain untuk mengambil risiko pergerakan mata uang yang merugikan.

Internasionalisasi yuan

Awal tahun ini analis Deutsche Bank,Alan Cloete, memprediksi renminbi bisa menjadi mata uang cadangan utama dalam dekade berikutnya. Dia juga memprediksi pangsa dolar AS sebagai mata uang cadangan global bakal jatuh dari sekitar 60 persen saat ini, menjadi 50 persen pada tahun 2020.

Dan tanda-tanda ini sudah jelas. Pertama, banyak negara telah melakukan diversifikasi cadangan devisa mereka dengan memasukkan renminbi. Langkah itu dilakukan karena mereka mengharapkan mata uang untuk memperkuat dan ujung-ujungnya menjadi mata uang cadangan. Lalu 0,3 persen dari cadangan devisa Chili ternyata sudah berupa renminbi. Pada bulan September tahun lalu, pemain utama minyak Nigeria mengatakan akan melakukan diversifikasi lima sampai 10 persen dari cadangan devisa dengan memasukkan yuan.

Kedua, Cina telah menyatakan minatnya menambahkan renminbi dalam Hak Khusus IMF (SDR) dalam keranjang mata uang, sebagai mata uang cadangan. Inisiatif CDB bla terjadi akan mempercepat proses yang diinginkan Cina.

Pada konferensi kebangkitan Renminbi, Hongbin Qu, direktur pengelola HSBC berkata, "Langkah internasionalisasi renminbi jauh lebih cepat dari yang diharapkan hampir semua orang dalam beberapa tahun terakhir. Kami mengharapkan tren ini berkembang. Dalam dua sampai tiga tahun ke depan kami berharap renminbi menjadi salah satu dari tiga mata uang global dalam perdagangan internasional.

sumber : Business Insider
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement