Kamis 01 Mar 2012 16:28 WIB

Impor Perikanan Indonesia Kok Lebih Tinggi Ketimbang Ekspor?

Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.
Foto: http://www.ekobiz-parepare.com
Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Persentase dari nilai impor komoditas perikanan pada 2011 meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun yang sama. "Kita harus mengakui bahwa angka impor tahun 2011 meningkat lebih pesat dibanding ekspor. Harus diawasi agar Indonesia tidak sampai kecanduan impor," kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut Hutagalung, di Jakarta, Kamis (1/3)

Saut memaparkan, nilai ekspor 2011 adalah 3,34 miliar dolar AS atau meningkat 16,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan angka impor 2011 adalah 494 juta dolar AS tetapi angka tersebut mengalami peningkatan hingga 26,2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Ia juga mengemukakan, pada 2011 itu juga tercatat bahwa angka ekspor di bidang kelautan dan perikanan itu pertama kalinya menembus angka 3 miliar dolar AS. "Pada tahun 80-an dan 90-an, kita berkutat di angka 2 miliar dolar AS, tetapi tidak pernah berhasil mencapai 3 miliar dolar AS," katanya.

Menurut dia, pencapaian melebihi 3 miliar dolar AS itu pada tahun 2011 merupakan hal yang istimewa karena pada tahun tersebut terjadi dua kejadian penting.

Hal pertama, ujar Saut, adalah musim panen produksi penangkapan ikan yang tidak berketentuan sehingga menyulitkan apakah pasokan untuk ikan itu memadai atau tidak untuk kebutuhan industri pengolahan Tanah Air.

Sedangkan hal kedua adalah guncangan stabilitas finansial yang melanda perekonomian Eropa dan Amerika Serikat pada triwulan ketiga tahun 2013 yang diperkirakan juga berdampak parah pada Indonesia. "Banyak yang menduga Indonesia terkena dampaknya, tetapi ternyata ekspor kita bisa meningkat terus," katanya.

Sementara, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ibnu Multazam, menyoal kebijakan impor mengatakan, kajian mengenai impor kerap hanya dilihat dari sisi ekonomi. Padahal, cakupan impor itu bukan hanya masuk dalam masalah perekonomian tetapi juga termasuk masalah sosial dan budaya.

"Impor itu oleh banyak kalangan lebih banyak ke tinjauan ekonomi," katanya. Ia mengingatkan, Indonesia jangan sampai terlena dengan impor karena bila terus-menerus, maka Indonesia dapat sampai kepada taraf kecanduan sehingga akan merusak imunitas kedaulatan pangan Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement