Selasa 21 Feb 2012 16:38 WIB

Sedang Dihitung, Opsi Kenaikan BBM

Rep: Esthi Maharani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Petugas SPBU mengisikan BBM subsidi.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas SPBU mengisikan BBM subsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski pemerintah mengaku belum mengambil keputusan tentang kenaikan BBM, Menteri ESDM, Jero Wacik menegaskan sedang menghitung opsi kenaikan harga BBM. “Sekarang ini sedang dihitung yang terbaik, yang paling mungkin, yang paling bisa dijangkau daya beli rakyat,” katanya saat ditemui di kompleks istana kepresidenan, Selasa (21/2).

Jero menjelaskan harga produksi BBM saat ini mencapai Rp8.200. Pemerintah memberikan subsidi Rp3.700. Pilihannya, mengurangi Rp500, Rp1.000, atau Rp1.500. Artinya, dengan pengurangan subsidi tersebut, harga BBM yang sekarang Rp4.500 bisa jadi mengalami kenaikan.

“Subsidi yang sekarang itu terlalu tinggi, yakni mencapai Rp250 triliun. Maka, perlu dilakukan pengaturan sehingga subsidi bisa mengalir ke tempat yang benar,” katanya.

Konsekuensi dari kebijakan kenaikan BBM ini akan berpengaruh pada APBN 2012. Jero mengatakan pihaknya sedang menghitung APBN Perubahan dan mempersiapkan roadmap opsi yang ada. Nantinya, hal itu akan dirapatkan dengan Komisi VII DPR.

Kementerian Keuangan dan Menteri Koordinator Perekonomian pun sedang mempersiapkan perubahan APBN tersebut. “Deadline kputusan perubahan itu menunggu setelah raker dengan Komisi VII dan juga raker Menkeu dengan Komisi IX dan Banggar. Sehingga nanti APBN Perubahan bisa keluar,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement