Jumat 10 Feb 2012 14:47 WIB

Eks Bank Century Belum Tentu Dijual

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Hafidz Muftisany
bank mutiara, eks bank century
Foto: blogspot
bank mutiara, eks bank century

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak investor asal Singapura, Yawadwipa Companies, mengungkapkan minatnya untuk membeli kepemilikan Bank Mutiara eks-Century awal Februari ini, Bank Indonesia belum menerima informasi apapun dari Lembaga Penjamin Simpanan yang mengambil alih sejak diselamatkan 2008 lalu.

"Belum. Belum, pokoknya saya enggak mau komentar," ucap Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution singkat di Gedung BI, Jakarta, Jumat (10/2).

Usai melaksanakan salat Jum'at pun Darmin tidak berkomentar banyak soal rencana Yawadwipa yang menawar Bank Mutiara senilai Rp 6,7 triliun itu. "Belum tahu, kita belum disampaikan apa-apa, belum sampai dokumen apa-apa ke kita, jadi saya belum bisa menjawabnya," tegasnya.

Sejak periode penawaran awal penjualan Bank Mutiara yang dibuka LPS pada 1 Februari ini, baru Yawadwipa yang telah menyuarakan minat untuk membeli 100 persen saham bank tersebut. Mereka pun telah menyampaikan surat minat kepada PT Danareksa Sekuritas sebagai pihak yang ditunjuk LPS sebagai konsultan keuangan dalam penjualan Bank Mutiara.

Yawadwipa merupakan perusahaan masih seumur jagung yang didirikan oleh C Christopher Holm di awal 2012 ini. Nama lain yang mengisi profil perusahaan itu adalah Singgih Prasetyo yang menjabat sebagai Chief Operating Officer dan General Council Yawadwipa. Dalam profil singkat Singgih di laman resmi Yawadwipa, disebutkan pula bahwa dirinya merupakan Wakil Ketua Kadin Indonesia Komite di China dan Senior Partner Singgih & Partners, kantor hukum yang berbasis di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement