REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia akan melakukan kerja sama investasi untuk ternak sapi dengan Australia dan diharapkan pada 2012 rencana itu bisa terealisasi dengan merangkul perusahaan lokal sebagai rekanan.
"Saya minta tahun ini ada investasi dan kerja sama dari Australia dengan perusahaan lokal untuk investasi ternak sapi, dan menganjurkan untuk melakukan impor bibit sapi yang bisa dikembangbiakkan," kata Menteri Perindustrian, MS Hidayat, setelah menghadiri acara "Jakarta Food Security Summit" di Jakarta, Selasa (7/2).
Ia mengatakan bahwa rencana investasi tersebut sudah dilakukan dan berjalan, sementara untuk program saat ini sedang dibuat dan diselesaikan. Hidayat menegaskan bahwa sudah seharusnya Indonesia melakukan impor bibit sapi dan mengembangkan industri ternak sapi daripada terus bergantung pada impor daging sapi untuk konsumsi.
"Saat ini ada tiga sampai empat perusahaan dari Australia, dan telah dibicarakan juga dengan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, siang tadi," tambah Hidayat. Untuk lokasi, lanjut Hidayat, akan berada di luar Pulau Jawa, dan kemungkinan besar investasi tersebut akan dilakukan di Nusa Tenggara Timur atau di Lombok.
Namun, saat ini tidak ada target untuk mengurangi impor daging sapi, tapi dalam dua sampai empat tahun ke depan ketergantungan impor daging sapi akan berkurang. Pemerintah telah menetapkan kuota impor daging sapi pada tahun 2012 sebesar 85 ribu ton atau 17,5 persen dari total kebutuhan nasional sebanyak 485.714 ton.
Sementara untuk kuota impor daging sapi beku sebanyak 34 ribu ton dan kuota impor sapi bakalan sebanyak 311.545 ekor setara dengan 51 ribu ton daging sapi beku. Kementerian Pertanian menerbitkan izin impor daging sapi untuk semester I 2012 sebesar 31,2 ribu ton atau 36,7 persen dari total kuota tahun 2012.
Jumlah pada semester I tersebut terdiri dari impor daging beku 20,4 ribu ton, atau setara 60 persen dari total kuota impor daging beku tahun 2012 yang mencapai 34 ribu ton.
Sementara itu, penerbitan izin impor untuk sapi bakalan pada kuartal I 2012 diputuskan 60 ribu sapi bakalan yang setara 10,8 ribu ton daging. Total impor sapi bakalan ini hanya 30 persen dari total kuota 283 ribu ekor.