REPUBLIKA.CO.ID, Jangan taruh seluruh telur dalam satu keranjang. Boleh dibilang, inilah slogan yang kerap didengung-dengungkan oleh para pakar dan perencana keuangan untuk mereka yang berniat untuk berinvestasi. Demi mematuhi slogan itu juga, ada alternatif menarik untuk berinvestasi: properti. Namun, tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai melirik investasi satu ini. Berikut adalah tips dari perencana keuangan, Aidil Akbar, yang dikutip dari blog pribadinya:
Pilih-pilih pengembang
Pilihlah perumahan yang dibangun oleh pengembang yang sudah memiliki track-record yang baik. Gurihnya bisnis properti membuat banyak pengembang-pengembang baru untuk terjun kedalam bisnis ini. Akan tetapi, untuk membangun sebuah kawasan yang baru dan terpadu diperlukan sebuah perusahaan yang kuat dan berpengalaman. Beberapa pengembang baru ada juga yang berafiliasi dengan pengembang atau marketing property berpengalaman sehingga layak juga untuk diperhitungkan.
Lokasi yang terbaik
Belilah rumah di lokasi yang pembelinya kebanyakan akan tinggal di rumah tersebut (end user). Jangan membeli rumah yang banyak dibeli oleh spekulan untuk investasi. Rumah-rumah dilokasi yang dibeli oleh spekulan kebanyakan akan dibiarkan kosong yang menyebabkan banyak orang tidak pindah dan tinggal di daerah tersebut.
Perhatikan fasilitas dari pengembang
Lihat fasilitas yang dibangun atau akan dibangun oleh pengembang. Adakah sekolah yang baik akan dibangun di daerah tersebut? Apakah akan ada fasilitas olahraga, pusat perbelanjaan akan dibangun? Apabila daerah perumahan di pinggiran kota, lihat ada berapa akses untuk keluar masuk antara perumahan tersebut ke pusat kota seperti jalan tol dan lain sebagainya.
Perhatikan harga
Daya beli masyarakat yang terbatas dan kalah cepat dengan kenaikan harga menyebabkan hanya rumah-rumah tertentu saja yang laku untuk diperjual belikan. Untuk kalangan menengah rumah dengan harga dibawah Rp 1 miliar masih menarik dengan harga rata-rata antara Rp 500 juta – Rp. 800 juta. Sedangkan untuk anggota masyarakat yang lebih luas, rumah seharga Rp 100 juta – Rp 300 juta bisa laku seperti kacang goreng. Akan tetapi biasanya rumah dengan harga ini akan berada di daerah pinggiran ibu kota.
Contoh rumah
Lihat contoh rumah dan izin pengembangan dari rumah tersebut. Rumah dengan gaya yang simpel lebih banyak disukai karena pembeli bisa melakukan penambahan sesuai dengan gaya yang diinginkan.
Diversifikasi
Ingat rumus diversifikasi? Nah, apabila Anda memiliki dana yang cukup untuk membeli lebih dari 1 rumah jangan membeli banyak unit rumah didalam satu lokasi saja terutama lokasi yang belum kita ketahui prospeknya. Hal ini untuk mengurangi risiko lokasi dari perumahan tersebut.
sumber : aidilakbar.com