REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -Demi meningkatkan produktivitas usaha tani, pemerintah menyiapkan empat strategi pokok, salah satunya dengan menerapkan teknologi budidaya terutama untuk padi spesifik lokasi. "Produktivitas masih rata-rata lima ton atau 5,1 ton per hektare, saya yakin bisa ditingkatkan dan ini tentu saja menjadi prioritas," ujar Menteri Pertanian, Suswono, di Palembang, Jumat (3/2).
Kemudian strategi kedua, lanjutnya, perluasan areal dan pengelolaan lahan. Setiap tahun sekitar 100 ribu hektare sawah-sawah produktif beralih fungsi dan di Sumsel ada gejala di mana di tengah areal persawahan ada tanaman sawit.
"Saya ingin mengingatkan jangan karena sawit lagi booming, lalu ramai-ramai ke sawit, sebab nanti kalau sawit terlalu banyak, harga akan jatuh, jadi harus dijaga," tutur dia.
Ia menjelaskan, kalau pangan pokok menjadi komoditas justru sangat diperebutkan, karena pangan tidak hanya untuk kebutuhan manusia, tapi bisa juga kebutuhan energi dan kebutuhan pakan ternak.
"Karena itu sawah-sawah produktif, tolong jangan dialihfungsikan, tetapi terus dijaga," tegasnya. Ia juga meminta bupati/wali kota mengeluarkan peraturan daerah sebagai implementasi undang-undang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
"Tolong segera diperdakan untuk melindungi lahan-lahan pertanian produktif, karena mencetak sawah produktif mahal," kata Suswono. Ia menegaskan, mencetak sawah produktif tidak gampang, karena itu ia berharap bupati tidak memberikan izin pembangunan perumahan yang menggunakan lahan pertanian produktif.
"Sekali lagi saya ingatkan itu, carilah lahan yang tidak produktif, di sana justru tumbuh perkotaan baru seperti dilakukan Gubernur Sumsel di areal stadion Jakabaring ini merupakan lahan tidak produktif yakni lahan rawa. Lahan-lahan sawah yang produktif, tolong sekali jangan begitu mudah dialihfungsikan," katanya.
Ia menuturkan, strategi ketiga adalah pengurangan konsumsi beras, sekali lagi anak-anak sebaiknya tidak terlalu banyak makan beras atau nasi, tetapi perbanyak protein dengan makan daging biar cerdas.
Yang keempat adalah penyempurnaan manajemen dan untuk itu perlu mengaktifkan seluruh pemangku kepentingan, demikian Menteri Pertanian.