REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rapat rencana pembatasan BBM bersubsidi antara Kementerian ESDM dan DPR digelar siang ini. Menteri ESDM Jero Wacik menyampaikan, berdasarkan surat yang ia terima dari Menteri Perindustrian terlihat bahwa kesiapan alat pengonversi BBM ke gas (converter kit) belum sepenuhnya dapat disediakan tahun ini.
“Kementerian Perindustrian baru mampu menyediakan 250 ribu converter kit pada 2014,” kata Jero di Jakarta, Senin (30/1).
Menurut Jero, pemerintah memang butuh waktu untuk melakukan konversi BBM ke BBG. Namun, program ini harus tetap dimulai.
Jero memisalkan Malaysia yang memulai konversi BBM ke BBG pada 1992. Pada awal memulainya, Malaysia melaksanakannya terhadap dua ribu unit kendaraan. Tujuh belas tahun kemudian yaitu pada 2009 baru terealisasi 42.600 kendaraan.
Fakta tersebut menunjukkan kegiatan konversi BBM ke BBG memang membutuhkan waktu cukup lama sebab pelaksanaannya harus berhati-hati. Program konversi ini, kata Jero, harus sabar menerapkannya sampai masyarakat terbiasa menggunakan gas.
Dengan kendala tersebut, kata Jero, akan mahal rasanya bagi rakyat untuk menggunakan BBM nonsubsidi (pertamax). Prinsipnya, Jero meminta kepada DPR agar mengambil keputusan dan kebijakan yang tak mempersulit rakyat.