Kamis 19 Jan 2012 02:43 WIB

Bank Dunia: 2012 Akan Menjadi Tahun yang Sulit

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Ramdhan Muhaimin
Krisis Eropa (ilustrasi)
Krisis Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Laporan Bank Dunia menyebutkan resesi di Eropa dan melambatnnya pertumbuhan ekonomi beberapa negara berkembang akan mempengaruhi melambatnya perkonomian global. Dua alasan utama dari melambatnya pertumbuhan global adalah krisis utang Eropa yang memburuk dan langkah yang ditempuh sejumlah negara untuk mencegah overheating pertumbuhan dan melonjaknya inflasi.

Dalam laporan tersebut, dituliskan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,5 persen pada tahun 2012, dan 3,1 persen pada tahun 2013. Turun dari prediksi sebelumnya sebesar 3,6 persen. Ekonomi AS juga diperkirakan akan menderita karena melambatnya perekonomian global, meski tidak separah dampak pada negara berkembang.

Selain itu, Bank Dunia juga memprediksi saat ini perekonomian negara berkembang akan tumbuh 5,4 persen, dibawah estimasi Juni tahun lalu sebesar 6,2 persen. Negara maju akan tumbuh 1,4 persen, dibawah prediksi sebelumnya sebesar 2,7 persen.

Menurut Andrew Burns, Kepala Tim Ekonomi Global Bank Dunia, kondisi dunia saat ini sangat berbeda dibanding enam bulan lalu. Dia mengatakan tahun 2012 akan menjadi tahun yang sulit.

Hans Timmer, Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia juga memperingatkan negara-negara yang masih boros angggaran tidak bergantung kepada pasar dalam menggenjot pembiayaan, terutama untuk utang jatuh tempo dan defisit. Pasalnya, pelaku pasar akan semakin menjauhi negara yang bersikap seperti itu.

Negara-negara ini merupakan lini depan dalam menghalau potensi krisis ekonomi dan masa resesi. Untuk itu, negara-negara ini bisa memotong anggaran untuk menghentikan defisit yang terjadi setiap tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement