Ahad 08 Jan 2012 07:00 WIB

FIF Tutup Pembiayaan Rp 20 Triliun

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -– PT Federal International Finance (FIF) menutup pembiayaan kredit sebesar Rp 20 Triliun di tahun 2011. Ini mengalami kenaikan 22 persen dari tahun lalu yang hanya mencapai Rp 16,4 Triliun.

Total pembiayaan senilai Rp 20 Triliun tersebut terdiri dari Rp 16,5 Triliun untuk booking sepeda motor baru sebanyak 1,324,821 unit, pembiayaan sepeda motor bekas berkualitas senilai Rp 2,4 Triliun atau membiayai 334,129 unit, dan untuk pembiayaan eletronik dan peralatan rumah tangga di bawah Brand SPEKTRA, pembiayaan yang berhasil disalurkan senilai Rp 1,20 Triliun.

FIF berhasil membukukan total pembiayaan di angka Rp 20 Triliun yang diproyeksikan pada awal tahun sebesar Rp 17,841 Triliun. Untuk tahun 2012, FIF menargetkan pembiayaan sebesar Rp 22,3 Triliun untuk membiayai 1,417,050 unit sepeda motor baru, 485,000 unit sepeda motor bekas, dan pembiayaan elektronik di bawah Brand SPEKTRA senilai Rp 1,19 Triliun.

''Total dana untuk pembiayaan di tahun 2012 yang dibutuhkan diperkirakan senilai Rp 24 Triliuan hingga Rp 26 Triliun. FIF juga berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan di tahun 2012 dengan perkiraan nilai total Rp 10 Triliun untuk jangka waktu 2 tahun,'' tandas Hendry Christian Wong, Direktur Pemasaran FIF dalam siaran pers yang diterima Republika akhir pekan lalu.

Hendry menyebutkan, untuk menunjang pelayanan kepada 3,2 juta konsumen aktif FIF, pihaknya didukung 137 kantor cabang dan 367 Point of Service yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Di tahun 2012 sendiri akan ada penambahan sebanyak 15 kantor cabang.

''Berdasarkan data ATPM – Astra Honda Motor komposisi distribusi Jawa pada 2011 masih dominan di angka 56 persen sementara di 2012 seiring juga dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, maka untuk distribusi Jawa pun akan terkoreksi sebesar kurang lebih 2 persen,'' ujarnya.

Semakin kuatnya posisi sepeda motor Honda di pasar yang ditandai dengan peningkatan market share tentunya akan membawa tantangan maupun opportunity tersendiri bagi FIF, kenaikan market share Honda membuka kesempatan pembiayaan FIF mengalami peningkatan seiring peningkatan penjualan Honda.

Terkait suku bunga kredit, menurut Hendry, FIF tentunya akan mengikuti standar yang berlaku di industri. Rencana Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga tentu akan menurunkan Cost of Fund sehingga tentunya akan menurunkan bunga pinjaman juga.

''Untuk menarik nasabah selain suku bunga kredit, faktor yang tidak kalah penting adalah down payment maupun program-program konsumen lainnya seperti kualitas pelayanan, hadiah langsung ataupun undian. Program-program inilah yang kedepan tetap dilakukan FIF sehingga mampu menarik lebih banyak nasabah,'' ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement