REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelindo II berencana memberi pelayanan pelabuhan menjadi 24 jam. Penambahan jam itu guna meningkatkan produktivitas pelabuhan sehingga bisa meningkatkan posisi Indonesia dalam index layanan logistik dunia (World Logistic Performance Index).
Direktur Utama Pelindo II, R.J Lino, di Jakarta, Senin (19/12), mengatakan, "Kegiatan bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan dalam lingkup Pelindo II bisa berlangsung 24 jam." Dengan sendirinya, hal itu akan mempengaruhi perubahan indikator-indikator yang terdapat dalam index logistik dunia.
Lino juga membantah bahwa pelayanan pelabuhan 24 jam tidak efisien, terlebih dalam hal mekanisme kerja yang terkait dengan pelabuhan dan juga faktor manusianya. "Siapa bilang tidak efisien? Dengan membuka layanan 24 jam, maka kita bisa mengikuti ritme globalisasi perdagangan. Urusan administrasi bea cukai, waktu bongkar muat juga menjadi lebih cepat dan mendorong daya saing pelabuhan Indonesia," kata Lino.
Indeks Logistik Indonesia pada 2010 berada pada peringkat 75 dunia, sementara dalam urusan pelayanan bea cukai di peringkat 72, infrastruktur rangking ke-69, kompetensi dan kualitas logistik di posisi ke-92.
Sedangkan peringkat "tracking" dan "tracing" (melacak posisi barang) di posisi ke-80 dan kecepatan waktu pelayanan berada di peringkat ke-69, serta upaya kemudahan dalam pengapalan di posisi ke-80 dunia.
"Kita inginkan agar terjadi perubahan dalam jangka pendek sehingga pada tahun 2014 posisi Indonesia dalam indeks logistik dunia naik menjadi peringkat 25," katanya.
Ia lantas menyebutkan sejumlah program mulai dari peningkatan produktivitas pelabuhan, pembaruan mekanisme bea cukai di pelabuhan, hingga pengiriman karyawan belajar ke luar negeri.
"Kita menyebutnya program 'quick win' yang mendorong kapasitas infrastruktur bertambah tanpa memerlukan investasi yang besar," kata Lino.