Jumat 16 Dec 2011 19:56 WIB

Pemerintah Revisi Kebijakan Energi Nasional

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah mengubah komposisi energi nasional pada 2025 untuk memenuhi keamanan energi dalam negeri. Ke depan energi fossil porsinya akan diperkecil, sedangkan energi baru dan terbarukan porsinya akan ditingkatkan.

Sementara itu, Kementerian ESDM dan Kementerian Kehutanan akan menandatangani kepakatan tentang izin eksplorasi panas bumi di 28 titik.

Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa, menyatakan langkah ini penting dilakukan untuk menjaga pasokan energi dalam negeri sehingga dapat mengawal pertumbuhan ekonomi Indpnesia. “Oleh karena itu, kita membuat skenario berdasarkan sumber daya yang kita miliki dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan nasional,” katanya, Jumat (16/12).

Selanjutnya, pemerintah akan terus melakukan analisis sisi pasokan dan permintaan energi. Sehingga pada 2025 mendatang, komposisi minyak yang saat ini mencapai 49,7 persen, gas sebanyak 21 persen, batubara 14 persen, dan energi terbarukan 5 persen akan diubah. “Nantinya, minyak hanya akan mencapai 23 persen, gas 19 persen, batubara 30 persen, dan energi terbarukan sebanyak 25,9 persen.

Energi terbarukan tersebut yaitu energi air, biomassa, energi surya, dan panas bumi. “Energi-energi baru ini akan dipersiapkan dengan matang dan akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kebijakan energi nasional,” katanya.

Dalam tahap awal, pemerintah akan meningkatkan produksi energi panas bumi. “Kementerian ESDM dan Kementerian Kehutanan akan menandatangani kerjasama untuk mengeksplorasi 28 titik berpotensi panas bumi pada Senin mendatang,” kata Menteri ESDM, Jero Wacik.

Kebanyakan titik tersebut terdapat di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Total potensi panas bumi mencapai 29 ribu MW. Di 2014 diharapkan pemerintah bisa menghasilkan produksi panas bumi hingga 4 ribu MW. “Hingga nanti kita bisa mengembangkannya energi ini sampai 80 persen dari potensi yang ada,” kata Wacik.

Sejumlah titik panas bumi tersebut telah memperoleh investasi dari sejumlah investor yang berasal dari domestik, koperasi, BUMN, dan asing. Investor asing antara lain berasal dari Norwegia, Amerika, dan Turki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement