REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Jumlah modal asing yang mengalir di Jawa Timur (Jatim) mengalami peningkatan. Sepanjang 2011 saja, hingga bulan September, Jatim sudah dialiri 3,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 29,7 triliun. Jumlah itu mengalami peningkatan ketimbang pada 2010 yang hanya mencapai 2 miliar dolar AS atau Rp 17,2 triliun.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jatim, Hadi Prasetyo, menuturkan masuknya modal asing itu menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, jelasnya, pertumbuhan ekonomi Jatim sudah mencapai angka 7,12 persen. Jumlah itu diprediksi akan mencapai 7,2 persen di akhir tahun nanti. "Saat ini, arus modal asing yang masuk bisa jadi yang tertinggi dalam catatan masuknya modal asing di Jatim," kata Hadi.
Hadi menjelaskan, sejumlah negara Asia dan Eropa menjadi peminat utama investasi yang masuk ke Jatim. Kebanyakan di antaranya memasuki industri pangan dan pengolahan bahan mentah.
Sayangnya, jumlah investasi asing yang masuk untuk membangun infrastruktur masih minim. Padahal, infrastruktur menjadi salah satu motor penggerak ekonomi. Infrastruktur sendiri, kata Hadi, tidak diminati karena merupakan salah satu jenis investasi jangka panjang.
"Kebanyakan memang meminati industri pangan dan pengolahan bahan mentah. Kalau infrastruktur kurang diminati lantaran investasi jangka panjang. Infrastruktur dianggap tidak menguntungkan apalagi di saat ekonomi global sedang krisis," ujarnya.
Modal asing itu, sambung dia, kebanyakan masuk menuju Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Pasuruan. Diakuinya daerah-daerah itu menjadi lokasi strategis untuk menanamkan modalnya. Namun, pihaknya mengaku tetap berusaha untuk memeratakan masuknya modal asing ke sejumlah daerah di Jatim. Terutama Pulau Madura yang masih belum dijamah para investro asing.