REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencetak kenaikan laba tahun berjalan setelah pajak bersih 4,35 persen menjadi Rp707,389 miliar pada periode kuartal III 2011, dari periode yang sama 2010 sebesar Rp677,898 miliar.
"Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sekitar 8,14 persen dari Rp2,454 triliun menjadi Rp2,654 triliun," ujar Direktur Utama Iqbal Latanro di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, tahun ini perseroan optimistis dapat meraup laba bersih Rp1 triliun yang merupakan angka psikologis bagi perbankan yang fokus pada pembiayaan rumah.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan bunga bersih, maka beban operasional selain bunga bersih pun naik 8,78 persen dari Rp1,526 triliun menjadi Rp1,696 triliun.
Namun, perseroan masih bisa menjaga pertumbuhan laba operasional yang tercatat sebesar Rp956,246 miliar, atau naik 3,27 persen dari sebelumnya Rp927,817 miliar.
BTN membukukan aset sebesar Rp76,05 triliun tumbuh 19,45 persen dibanding periode yang sama 2010 yang sebesar Rp63,66 triliun. Dari sisi kredit juga mengalami pertumbuhan 20,24 persen dari Rp49,32 triliun pada 30 September 2010 menjadi Rp59,31 triliun pada 30 September 2011.
BTN menjaga rasio kredit bermasalahnya (non performing loan/NPL) net per kuartal III 2011 sebesar 3,46 persen dari 3,47 persen pada periode yang sama 2010. Sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh dari Rp43,03 triliun pada triwulan III 2010 menjadi Rp52,83 triliun pada posisi yang sama 2011.
Rasio-rasio keuangan BTN pada triwulan III 2011 masing-masig tercatat untuk CAR (rasio kecukupan modal) 15,44 persen. "Net interest marjin" (NIM) dan "return on equity" (ROE) masing-masing tercatat 5,49 persen dan 15,03 persen. Total aset hingga September 2011 mencapai Rp76,048 triliun.