REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Adaro Energy Tbk yakin bisa memenangkan tender proyek pembangkit listrik berkapasitas 2x100 MW di Kalimantan Selatan. Perseroan pun yakin proyek Independent Power Producer (IPP) yang dikerjakan bersama konsorsium JPower-Adaro-Itochu bisa selesai sesuai jadwal.
Direktur Adaro, Andre Mamuaya menyatakan, PLN telah mengumumkan harga listrik perkiraaan pada proyek pembangkit listrik di Kalsel, sebesar 8,6 sen pe KWH. '' Harga ini cukup rasiona,'' katanya, Rabu (5/10). Langkah berikutnya, Adaro akan mengikuti proses penawaran proyek pada 31 Oktober mendatang. ''Diharapkan sebulan setelah itu, sudah diketahui pemenangnya,'' tuturnya.
Andre menyatakan, Adaro cukup optimis bisa menjadi pemenang dalam tender tersebut. ?Kami adalah peserta tender yang paling siap secara pengalaman dan dana,? katanya. Menurutnya proyek ini sangat strategis bagi perseroaan karena lokasi pembangkit sangat dekat dengan lokasi tambangan.
Pendanaan untuk proyek tersebut berasal dari ekuitas. ''Dengan pembangkit listrik ini, kami tidak hanya dapat mendapatkan keuntungan namun juga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat di daerah tambang agar menikmati listrik,'' ujarnya.
Sementara untuk proyek pembangkit listrik berkapasitas 2x1.000 MW di Jawa Tengah dipastikan sesuai jadwal. '' Besok kami akan melakukan pendatanganan proyek dengan pihak Kementrian Koordinator Perekonomian,'' katanya.
IPP nantinya akan dirancang dengan menggunakan teknologi boiler ultra-siupercrtical (USC) bagi pemakaian batubara sub-bituminus. Di mana Adaro Indonesia akan menjadi pemasok utama batubara untuk proyek tersebut.
Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) saat ini sedang berada dalam tahap finaslisasi dan pembangunan proyek akan dimulai pada Agustus 2012. ?Sedangkan operasi komersialnya diharapkan pada 2016-2017,? katanya. Dalam konsorsium ini, Adaro Power memiliki porsi kepemilikan sebesar 34 persen, sedangkan porsi kepemilikan JPower dan Itochu masing-masing sebesar 34 persen dan 32 persen.
Sedangkan pembangkit listrik Mulut tambang Berkapasitas 2x30 MW menurut Andre telah rampung. '' Sekitar November kami akan lakukan tes api. Paling lambat awal Februari sudah beroperasi,'' ujarnya. Menurutnya, pada tahap awal, listrik tersebut akan dijual ke PLN.
'' Penjualan ini diperlukan meskipun seharusnya pembangkit ini sepenuhnya untuk kebutuhan tambang,'' katanya. Ini disebabkan karena belum berdirinya conveyor system. '' Tapi nanti bila sudah berdiri, listrik yang dihasilkan sepenuhnya untuk perseroan,'' ujarnya.
Pembangkit listrik mulut tambang ini dimiliki dan akan dijalankan oleh anak persuahaan Adaro yaitu PT makmur Sejahtera Wisesa untuk menggerakkan sistem peremukan dan pengangkutan lapisan penutup dan aktivitas operasional lainnya.
Pada kuartal kedua 2011, MSW mengeluarkan 19 juta dolar AS yang sebagian besar dipakai untuk peralatan, perlengkapan, dan jasa konstruksi EPC yang mengakibatkan total pengeluaran untuk proyek ini mencapai 89,7 juta dolar AS. Sehingga secara total proyek ini diperkirakan akan menelan dana 160 juta dolar AS dan direncanakan pembangkit listrik ini akan memakai sekitar 300 ribu ron batubara E4000 (Wara) per tahun.
Selain itu, Adaro masih terus akan melakukan akuisisi deposit batubara. Saat ini, Adaro tengah melakukan tinjauan atas tiga sampai empat target di Indonesia. '' Kami menggunakan tiga kriteria seleksi yaitu ukuran, lokasi, dan kualitas asset,'' katanya. Menurutnya, semua peluang yang ada akan dipertimbangkan bagi kepentingan Adaro Energy.