Selasa 27 Sep 2011 13:49 WIB

Hatta: Imbas Krisis Global Masih Berskala Waspada

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Chairul Akhmad
Menko Perekonomian Hatta Rajasa
Foto: Antara/Reno Esnir
Menko Perekonomian Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gejolak krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat harus diakui turut memengaruhi kondisi perekonomian di dalam negeri.

Namun Menko Perekonomian Hatta Rajasa menilai status ancaman itu masih berskala waspada. "Sekarang waspada status kita," ujar Hatta, usai mengikuti seminar internasional Kehutanan Indonesia, Selasa (27/9).

Waspada itu, jelas Hatta, walau ada penarikan modal asing namun skalanya tidak besar. Sebut saja, investasi dalam Surat Utang Negara. Meski ada yang melepas kepemilikannya tetapi jumlahnya tidak banyak. "Terkoreksi hanya 30-50 basis point (BPS). Tidak kemudian semua orang melepas," terangnya.

Sementara melemahnya Indeks Harga Saham Gabung (IHSG) juga hanya bersifat jangka pendek. Walau begitu, lanjut Hatta, pemerintah masih mencermati gejolak krisis ekonomi di Eropa dan Amerika. Melihat bagaimana kedua kawasan itu menangani persoalan ekonomi yang bersumber dari masalah utang.

Hatta khawatir jika krisis terus berlanjut, maka ekspor Indonesia akan terganggu. Saat ini, rasio ekspor Indonesia terhadap Growth Domestic Produk (GDP) terus menurun. Artinya pasar domestik banyak sekali yang harus dijaga.

Beruntung, kata Hatta, dampak krisis itu tidak berkaitan dengan fundamental ekonomi Indonesia. Pemerintah akan menjaga kondisi ini dengan berbagai macam cara termasuk dengan stabilitasi surat utang. "Kita juga memiliki protokol krisis," ujarnya.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga belum terpengaruh oleh krisis ini. Perusahaan plat merah itu bahkan diproyeksikan akan memberikan keuntungan hingga Rp 27 triliun pada tahun depan. "Tidak benar kita mengalami kerugian triliuan," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement