Senin 26 Sep 2011 12:44 WIB

Karet Indonesia Berpeluang Pasok Industri Otomotif Dunia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Didi Purwadi
Perkebunan karet
Foto:
Perkebunan karet

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pertumbuhan industri otomotif menyebabkan permintaan karet dunia meningkat. Lebih 80 persen karet dunia pemanfaatannya untuk industri otomotif, yaitu bahan baku pembuat ban. Hal ini tentu memberi peluang besar bagi Indonesia sebagai negara pemilik lahan karet terbesar dunia, yaitu 3,4 juta hektare (ha).

Ketua Dewan Karet Nasional, Azis Pane, menjelaskan total produksi kendaraan bermotor dunia pada 2011 mencapai 82,09 juta unit. Angka tersebut lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya, yaitu 75,36 juta unit (2010), dan 62,27 juta unit (2009).

“Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang didominasi jenis kendaraan roda empat itu menyebabkan produksi ban dunia juga meningkat,” ungkapnya dalam ''Lokakarya Karet Nasional'' di Hotel Kartika Chandra, Senin (26/9).

Pada 2011, produksi kendaraan bermotor mencapai 1,61 miliar unit. Angkanya lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya, yaitu 1,50 miliar unit (2010) dan 1,32 miliar unit (2009).

Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi, mengatakan permintaan karet beberapa tahun mendatang akan terpusat di Asia. Angkanya mencapai 8–9 persen. Di Eropa dan Amerika, lanjutnya, hanya akan tumbuh dua persen. Sedangkan di tingkat global, pertumbuhannya akan stabil pada kisaran 5–6 persen.

Artinya, pasokan karet dunia ada di Asia. tingginya permintaan karet dari Asia akibat krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika. Negara-negara produsen industri otomotif akan mengalihkan pembangunan pabrik pengolahannya ke Asia. “Karena, memiliki akses yang lebih dekat ke negara-negara penghasil karet,” ungkapnya kepada Republika, Senin (26/9).

Indonesia berpeluang mengakses pasar tersebut, khususnya pemasok ban sepeda motor. Seperti diketahui, jenis kendaraan motor terbanyak di dalam negeri dan Asia Tenggara khususnya masih didominasi oleh sepeda motor.

Kondisi saat ini saja, tambah Azis, sudah menunjukkan ke arah itu. Saat ini, terdapat beberapa perluasan dan pendirian pabrik-pabrik ban baru di Indonesia. Di Cikarang, Korea (PT Hankook) berinvestasi 363 juta dolar Amerika untuk ban mobil truk dan bus.

Di Jawa Tengah, JK Tyres mengambil alih Mega Rubber yang rencananya untuk industri ban dengan investasi sebesar 250 juta dolar Amerika. Belum lagi, beberapa pabrik yang melakukan perluasan pabrik ban, seperti United Kingland IKD di Medan, Surya Raya Rubber, Gadjah Tunggal, Bridgestone, dan Elang Perdana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement