Kamis 22 Sep 2011 19:42 WIB

Indonesia Perkuat Hubungan Dagang dengan Jepang

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Chairul Akhmad
Wapres Boediono (kanan) berbincang dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kiri) sebelum rapat kabinet terbatas di kantor kepresidenan, Jakarta.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Wapres Boediono (kanan) berbincang dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kiri) sebelum rapat kabinet terbatas di kantor kepresidenan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia akan memperkuat hubungan perdagangannya dengan Jepang. Peningkatan perdagangan itu dilakukan karena hubungan kedua negara yang bersifat saling membutuhkan.

Demikian dikatakan oleh Wakil Presiden Boediono usai menemui Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Yukio Edano, di kantor Wapres, Kamis (22/9). 

Pernyataan Wapres itu sampaikan oleh Juru Bicaranya, Yopie Hidayat. "Jepang menilai Indonesia adalah negara penting di ekonomi, untuk itu mereka memprioritaskan hubungannnya di Indonesia dan mempererat lagi," kata Yopie. 

Menurut Yopie, Wapres menilai Indonesia dan Jepang memiliki hubungan yang saling melengkapi. Penduduk Jepang sudah usia lanjut, sedangkan Indonesia masih memiliki sumber daya manusia (SDM) yang muda dan produktif. 

Kemudian Jepang juga memiliki keterbatasan dalam sumber daya alam (SDA) sedangkan Indonesia sebaliknya. Faktor inilah yang kemudian mendorong kerjasama kedua negara lebih sinergi dan erat. "Indonesia dan Jepang memiliki hubungan komplementer yang tinggi," katanya.

Boediono menegaskan, Indonesia sangat terbuka bagi perusahaan Jepang untuk berinvestasi dan mengelola SDA negeri ini. "Wapres bilang perusahaan Jepang pasti menikmati iklim di sini karena ada pasar yang besar dan tumbuh baik. Bisa jadi, basis produksi yang baik, selain untuk dalam negeri maupun ekspor," katanya.

Menyangkut situasi global, Boediono percaya perekonomian Jepang dapat segera pulih. Dirinya menyakini Jepang memiliki sendi-sendi ekonomi yang kuat. "Jepang bangsa yang kuat dan tangguh meski baru saja mendapat musibah dahsyat," katanya.

Edano adalah mantan Sekretaris Kabinet pada masa pemerintahan Perdana Menteri Kan Naoto. Pada saat menjabat posisi Sekretaris Kabinet, Edano menjadi juru bicara pemerintah dalam menjawab pertanyaan terkait krisis di pembangkit nuklir nomor 1 Fukushima. Edano diangkat menjadi menteri Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang menggantikan Yoshio Hachiro, yang mengundurkan diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement