Senin 12 Sep 2011 14:31 WIB

RIM Perlu Diberi Insentif?

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kantor Pusat Research In Motion
Foto: AP
Kantor Pusat Research In Motion

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Angggito Abimanyu, tidak setuju pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Barang Mewah terhadap produk Blackberry. Dia lebih memilih menawari produsen Blackberry, Research in Motion (RIM), paket insentif untuk berinvestasi di Indonesia.

"Saya tidak setuju (Disentif dalam bentuk PPn BM), itu harusnya memberi insentif ke Blackberry agar bangun di sini, kok malah disinsentif. Itu nanti yang kena kan pengguna," kata Anggito di sela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI, Senin (12/9). Dia menanggapi langkah RIM yang lebih memilih membangun pabrik di Malaysia.

Menurut Anggito, pengenaan PPn BM terhadap Blackberry bisa merugikan konsumen karena itu merupakan pajak tak langsung, dan yang membayar konsumennya. Disinsentif itu, kata dia, bukan pada penggunannya, tapi pada perusahaannya

Selain itu, kata Anggito, iklim investasi di Indonesia harus diperbaiki agar bisa menarik investor ke dalam negeri. "Kenapa mereka tidak mau investasi di sini? Beri insentif, jangan rugikan konsumen," ujar ekonom Universitas Gadjah Mada ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement