REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah semakin menguatkan niat untuk mengkaji dan meratifikasi sejumlah perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara lain. Perdagangan bebas membuat barang impor tidak memiliki bea masuk, salah satunya Blackberry. Langkah kajian itu salah satunya didorong keputusan RIM baru-baru ini yang memilih mendirikan pabrik di Malaysia
"Saya ingin kita bisa melakukan kajian atas perjanjian FTA (Free Trade Agreement) yang selama ini kita miliki," kata Menkeu, Agus Martowardojo, di kantornya, Jumat (9/9). Selain FTA, kerjasama multilateral dan bilateral juga akan dikaji lagi
FTA yang diikuti Indonesia adalah FTA dengan ASEAN, ASEAN dengan Cina, ASEAN dengan Korea, dan ASEAN dengan India. Dalam konteks bilateral adalah Indonesia dengan Jepang, sedangkan yang akan diratifikasi yakni ASEAN dengan New Zealand dan Australia.
"Sekarang saja kita sudah bicara Blackberry, market sebegitu besar, potensi besar, dan akan gunakan pasar Indonesia, tapi produksi tidak di Indonesia," kata Agus menegaskan. Banyak komitmen FTA yang dilakukan sejak lama, kalau tidak ditindaklanjuti dengan baik dalam program aksi yang kongkret dan jelas, membuat posisi Indonesia relatif lemah.