REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bulog tidak memiliki pilihan lain untuk meningkatkan cadangan beras dalam negeri selain melakukan impor beras. Impor dilakukan ketika produksi beras dalam negeri tidak memenuhi target cadangan.
"Kalau kurang cadangan dan sebagainya karena berbagai sebab, makanya terpaksa harus impor, itu impor terpaksa," kata Dirut Perum Bulog Soetarto Alimoeso usai rapat soal pangan di Kemenko Perekonomian, Rabu (7/9).
Realisasi impor beras hingga September 2011 ini sebanyak 200 ribu ton. Kontrak impor beras yang sudah ditandatangani sebanyak 800 ribu ton, yakni dari Vietnam sebanyak 500 ribu ton dan Thailand 300 ribu ton.
Beras dari Vietnam masuk terlebih dahulu karena kontrak telah ditandatangani lebih dulu, sedangkan beras Thailand masuk pada Oktober 2011. Beras Thailand rencananya masuk September 2011 tapi pelabuhan di Indonesia masih belum mampu.
Penyerapan beras dalam negeri oleh Bulog sudah sebanyak 1,5 juta ton, terbanyak berasal dari Jawa Tengah. Cadangan beras dalam negeri saat ini kira-kira 500 ribu ton, secara bertahap diupayakan minimal satu setengah juta ton.
"Ada tambahan Rp 1 triliun untuk tambahan cadangan. Itu 150 ribu ton kira-kira itu sepakat dengan DPR tiap tahun berapa, akhirnya cadangan pemerintah makin besar," katanya. Tambahan itu diharapkan bisa mencapai Rp 2 triliun.
Dengan masuknya beras impor pada tahun ini, Soetarto mengatakan, akumulasi beras impor yang masuk ke Indonesia sebanyak dua juta ton. Beras impor yang sudah ada di Indonesia sebanyak 1,2 juta ton, kemudian ditambah 800 ribu ton dari Vietnam dan Thailand pada akhir tahun ini.
Pada 2011, cadangan beras pemerintah sudah keluar 80 ribuan ton untuk operasi pasar plus bencana alam. Dengan kebutuhan lain-lain, cadangan beras yang sudah keluar diperkirakan lebih dari 90 ribu ton.
"Ke depan, itu perlu dipikirkan dengan jumlah penduduk yang sekian mungkin tidak cukup dengan 1,5 juta ton," kata Soetarto. Mengenai rencana impor beras dari Pakistan dan India, Soetarto mengatakan, Bulog sedang menjajakinya.
"Setidaknya menjajaki, kan karena kita tidak boleh hanya andalkan satu dua negara nanti tidak kompetitif," kata dia. Impor beras dari India dan Pakistan itu sudah ada koordinasi dengan Kemendag.