Kamis 18 Aug 2011 08:59 WIB

Penjualan Daging Busuk Dilakukan dengan Dua Modus

Red: cr01
Daging busuk (ilustrasi)
Foto: parepare.net76.net
Daging busuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menengarai penjualan daging sapi busuk yang belakangan marak ditemukan di pasar-pasar tradisional di kabupaten itu dilakukan dengan dua modus agar keberadaannya tak mudah diketahui konsumen.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Potong Hewan Distan Klaten, Tri Yanto, mengatakan salah satu modus yang dilakukan pedagang adalah mencampur daging yang busuk tersebut dengan daging sehat.

"Jika daging busuk dicampur di antara daging sehat, sekilas konsumen akan mudah tertipu jika tidak teliti dengan benar karena keberadaannya tidak kentara. Berbeda jika daging busuk tersebut tidak dicampur karena akan sangat mudah dikenali," katanya.

Modus kedua, lanjut dia, penjualan daging busuk ini sengaja tidak disertai surat-surat resmi seperti yang telah disyaratkan untuk penjualan daging sehat, sehingga petugas pengawas tak bisa menyelidiki secara langsung dari mana asal daging tersebut.

"Daging yang tak disertai surat-surat resmi ini diantar oleh tukang ojek yang menjadi kurir untuk mengantar daging tersebut kepada para pedagang di Klaten," tambah Tri Yanto.

Berdasar hasil penyelidikan Dinas Pertanian Klaten, daging-daging busuk yang selama ini telah ditemukan dalam berbagai operasi di pasar-pasar tradisional berasal dari daerah Boyolali. Sehingga pihak Distan akan melakukan pengawasan ketat di pasar-pasar tradisional terutama yang berada di daerah perbatasan.

Distan akan menerjunkan tim khusus yang akan memantau masuknya daging dari daerah lain, terutama di wilayah perbatasan yakni di Kecamatan Jatinom, Tulung, dan Polanharjo yang berbatasan dengan Boyolali.

Selain itu, tambah Tri Yanto, pengawasan juga akan dilakukan di Kecamatan Manisrenggo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kabupaten Boyolali dan Sleman, Yogyakarta kini menjadi fokus utama pengawasan karena sebelumnya daging busuk yang ditemukan petugas berasal dari dua daerah tersebut.

Dalam operasi dua hari berturut-turut, yakni Senin (15/8) dan Selasa (16/8), tim menemukan daging busuk di Pasar Kembang, Manisrenggo dan Pasar Klaten. Di Pasar Kembang ditemukan sedikitnya lima kilogram daging dan jeroan sapi busuk serta hati sapi yang mengandung cacing, dan di Pasar Klaten petugas menemukan sekitar 20 kilogram daging busuk dijual oleh pedagang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement