Rabu 10 Aug 2011 07:28 WIB

FED Berencana Pertahankan Suku Bunga Rendah Hingga Dua Tahun Mendatang

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Federal Reserve pada Selasa berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol selama dua tahun lagi dan mengatakan sedang mempertimbangkan alat-alat untuk meningkatkan ekonomi yang melambat.

Pertemuan digelar karena meningkatnya kekhawatiran dari resesi baru, dewan kebijakan Fed mengatakan pertumbuhan sejauh tahun ini telah "jauh lebih lambat" dari yang diharapkan.

Fed mempertahankan suku bunga utamanya pada tingkat ultra-rendah 0-0,25 persen dan berjanji untuk mempertahankan suku bunga "sangat rendah", "setidaknya sampai pertengahan 2013." "Kelemahan risiko untuk prospek ekonomi telah meningkat," Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan setelah pertemuan satu hari.

Pasar saham AS, berharap untuk mempertahankan rebound dari penurunan lima persen plus pada Senin, sedikit lebih rendah karena berita tersebut. Sinyal periode konkret untuk tingkat suku bunga rendah bergeser dari pernyataan FOMC sebelumnya, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga hanya akan dipertahankan untuk "satu periode perpanjangan."

Analis mengatakan sebelum pertemuan bahwa langkah seperti itu akan menjadi sinyal bahwa Fed ingin melanjutkan merangsang ekonomi yang lemah.

Pertemuan untuk pertama kalinya sejak program pembelian aset "QE2" berakhir pada Juni, the Fed terlihat seperti memiliki beberapa pilihan untuk mengatasi pertumbuhan yang stagnan dan pesimisme yang berkembang yang mengirim pasar saham pada kejatuhan terdalam mereka sejak krisis 2008.

The Fed mengatakan, pihaknya sekarang memperkirakan pertumbuhan pada "kecepatan agak lambat" selama kuartal mendatang daripada yang diperkirakan pada Juni.

Tapi pihaknya tidak membuat saran bahwa pihaknya mempertimbangkan pengganti program "QE" atau "pelonggaran kuantitatif" untuk meningkatkan perekonomian, pertemuan hanya "membahas berbagai alat kebijakan yang tersedia" untuk mendorong pertumbuhan.

Setelah ekonomi tumbuh pada kecepatan sekitar satu persen pada semester pertama, pejabat AS menangkis kesan resesi "double-dip", dua tahun setelah 19 bulan "resesi besar" berakhir pada Juni 2009.

Goldman Sachs pekan lalu memperkirakan bahwa ada satu dalam tiga kesempatan kembali ke pertumbuhan negatif di kuartal mendatang.

Itu telah memberikan tekanan pada Fed untuk mengadopsi program stimulus baru setelah QE2 600 miliar dolar AS berakhir, meskipun banyak keraguan bahwa likuiditas lebih banyak dalam sistem akan membantu.

Pada semester pertama tahun ini, FOMC terbagi antara mayoritas yang percaya ekonomi tetap lemah, dan minoritas yang percaya ekonomi adalah mendapatkan tenaga dan menghadapi sebuah ledakan dari uang longgar yang diinduksi inflasi.

Tapi setelah pertumbuhan kuartal kedua terbukti hampir stagnan, dan inflasi turun, pada Juli Ketua Fed Ben Bernanke mengatakan kepada panel kongres bahwa stimulus lebih bisa layak.

Pernyataan FOMC Selasa menegaskan bank sentral tidak lagi khawatir tentang inflasi, memprediksi bahwa "akan tetap" selama kuartal mendatang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement