REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Garuda Indonesia Tbk berencana memisahkan atau spin off unit usahanya yang bergerak di jasa penerbangan biaya rendah (Low Cost Carrier/LCC), Citilink, pada tahun depan. Saat ini, Garuda masih berbenah untuk merealisasikan aksi korporasinya tersebut.
"Spin off Citilink masih dalam proses. Sekarang sedang diajukan Surat ijin Usaha Penerbangan (SIUP) ke Kementerian Perhubungan, setelah itu disusul keluarnya Air Operation Certificate (AOC). Kta harapkan pada tahun depan sudah berdiri PT Citilink Indonesia," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (29/7).
Dalam 2-3 minggu ke depan, Garuda akan menyampaikan rencana bisnis Citilink ke depan kepada Kementerian Perhubungan. Saat ini Garuda masih membenahi kesiapan manajemen Citilink sebagai perseroan terbatas (PT) seutuhnya. Emirsyah mengutarakan pada bulan depan Garuda akan me-relaunch Citilink ke pasar.
Agar bisa bersaing dengan maskapai penerbangan berjenis LCC lainnya di dalam negeri, Garuda mendatangkan 10 pesawat untuk Citilink. Ke-10 pesawat tersebut terdiri atas enam pesawat Boeing 737 seri klasik dan empat pesawat Airbus 320.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan, menambahkan pihaknya terpaksa mengurungkan rencana 'mewariskan' pesawat Boeing klasik milik Garuda ke Citilink karena ketidakcocokan segmen bisnis. "Pesawat Boeing klasik itu rata-rata mengangkut 180 penumpang, sedangkan A 320 bisa membawa 215 penumpang. Jadi kita putuskan datangkan Airbus," ujar Elisa.
Kedatangan 10 Airbus ini juga, lanjutnya, untuk mendatangkan profitabilitas Citilink yang lebih baik. Elisa menuturkan ke-10 pesawat tersebut akan didatangkan ke Citilink secara bertahap mulai semester kedua tahun ini.
Garuda sendiri pada tahun ini akan menerima 11 pesawat baru terdiri dari 2 A330-200 dan 9 B737-800NG. Saat ini Garuda memiliki 86 pesawat.