Selasa 19 Jul 2011 14:54 WIB

Tidak Putih dan Kerap Berbau, Beras Bulog tak Diminati

Rep: Nuraini/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Beras Bulog
Foto: Edwin/Republika
Beras Bulog

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Beras yang dipasok oleh Perum Bulog ke pasar-pasar ternyata relatif tidak diminati masyarakat. Meski harganya lebih mahal dari beras bulog, mereka lebih memilih beras kualitas sedang dan premium. Padahal, menjelang bulan Ramadhan harga beras untuk kualitas sedang dan premium naik.

Kondisi itu ditemukan saat Gubernur Jawa Timur, Soekarwo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Wonokromo, Surabaya, Selasa (19/7). Berdasarkan keterangan pedagang, harga beras kualitas sedang dan premium berada di kisaran Rp 7.700-Rp 9.500 lebih laku dibandingkan beras bulog dengan harga Rp 6.400.

“Dalam satu hari pedagang beras di sini mengaku bisa menjual beras kualitas medium sampai yang mahal hingga satu kuintal. Sementara untuk beras yang murah dari Bulog hanya mampu jual 15 kilogram, “ terangnya setelah sidak

 

Menurut keterangan pedagang, keengganan masyarakat membeli beras bulog karena adanya stigma kualitas lebih rendah. Sejumlah keluhan dari masyarakat dengan beras bulog seperti berbau dan tidak putih. “Dari pedagang, konsumen tidak mau beli beras murah karena pernah trauma, biasanya beras murah kualitasnya buruk dan berbau. Ini mengecewakan mereka, “ ungkapnya.

Lantaran masyarakat lebih memilih beras kualitas sedang dan premium, Pemprov akan mempertimbangkan operasi pasar untuk kualitas beras tersebut. Meski demikian, beras Bulog yang dipasok ke pasaran tetap akan diusahakan yang berkualitas baik. “Kita akan kaji untuk operasi pasar nanti beras yang premium saja karena ternyata lebih laku, “ ungkap Pakde Karwo, sapa akrabnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement