REPUBLIKA.CO.ID,SKOW--Pengelola Pasar Skow seharusnya menjadikan momentum revitalisasi untuk membuat ketergantungan Papua Nugini terhadap pasokan barang asal Indonesia.
Hal itu diungkapkan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh kepada republika.co.id, disela mendampingi Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangesti meninjau persiapan pasar Skow, Sabtu (25/6).
"Ini seharusnya dimanfaatkan," kata Deddy. Dikatakan Deddy, sebagian besar pembeli asal PNG umumnya membeli dalam jumlah besar. Sebab, mereka berencana menjual kembali barang yang dibeli."Persoalan mereka sama dengan kita terbatas dengan infrastruktur dan pasokan barang. Tapi kita memiliki pasokan lebih baik," kata dia.
Yang perlu diperhatikan, kata dia, karena warga PNG butuh maka pajak yang dikenakan bea cukai tidak ada masalah buat mereka. Ini artinya negara juga dapat pemasukan lewat itu. Bayangkan saja bila pasar Skow memiliki jumlah dan variasi produk yang lengkap. Sudah dipastikan PNG akan tergantung pada Indonesia.
"Sayang, komoditas belum semua ada. Masih seputar kebutuhan sehari-hari. Kalau bisa sepeda motor atau apalah itu," kata dia. Ke depan, Deddy mengharapkan agar revitalisasi berjalan mulus tanpa ada hambatan. Sehingga pasar Skow bisa menjadi pusat pasokan PNG."Kalau tidak sekarang kapan lagi. Mumpung PNG belum melakukan apa-apa," kata dia.