Rabu 15 Jun 2011 18:57 WIB

Uni Eropa: Kami Bukan China

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Didi Purwadi
Ketua Umum Kadin Suryo B. Sulisto (kanan) dan Duta besar Uni Eropa untuk Indonesia Julian Wilson (kiri) ketika memberi keterangan pers tentang rekomendasi CEPA, Jakarta, Rabu (15/6).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Ketua Umum Kadin Suryo B. Sulisto (kanan) dan Duta besar Uni Eropa untuk Indonesia Julian Wilson (kiri) ketika memberi keterangan pers tentang rekomendasi CEPA, Jakarta, Rabu (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Delegasi Uni Eropa, Julian Wilson, menegaskan bahwa perjanjian kemitraan kompherensif Indonesia-Uni Eropa atau Comphrensive Economic Partnership Agreement (CEPA) akan berbeda dengan perjanjian perdagangan bebas dengan negara lain. Bahkan, ia menyatakan jelas CEPA akan jauh berbeda dengan perjanjian perdagangan bebas antara Asean dan China.

‘’Kami bukan China dan kami yakin CEPA mampu menguntungkan kedua belah pihak,’’ ucap Julian Wilson kepada wartawan di konferensi pers 'Rekomendasi Vision Group untuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komphrensif Indonesia-Uni Eropa', Rabu (15/6).

Baginya, hubungan ini bersifat harmonis dan saling mengisi sehingga jelas bukan perdagangan penuh kompetisi. ‘’Sebanyak 500 ribu lapangan pekerjaan telah dibuka oleh perusahaan Eropa,’’ ucapnya.

Satu hal lagi adalah pihaknya sejauh ini mendukung pembangunan kapasitas industri Indonesia. Bahkan, Eropa sendiri hingga secara keseluruhan telah memberikan lebih dari 66 juta euro pada 2009. Bantuan berikutnya dengan nilai 30 juta euro lebih saat ini masih dalam tahap awal. Itu termasuk program untuk mendukung organisasi-organisasi usaha Indonesia (ACTIVE), Trade Support Programme (TSP) II.

Hal ini untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam bidang infrastruktur kualitas ekspor dan fasilitas perdagangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement