REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan jika lifting minyak pada 2011 tidak mencapai target 970 ribu barel per hari, maka defisit anggaran akan tetap terjaga pada angka 1,8 persen.
"Kondisinya tetap defisit, setelah memperhitungkan anggaran pendidikan. Mungkin ada di 1,82 persen," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (31/3) malam.
Ia mengatakan defisit anggaran masih tetap terjaga sesuai asumsi yang ditetapkan karena penguatan rupiah hingga Rp 8.700-Rp 8.800 per dolar AS sangat membantu kestabilan neraca anggaran belanja pemerintah.
Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan, sampai Maret 2011 produksi minyak hanya mencapai 883 ribu barel per hari atau 91 persen dari target sesuai APBN 2011 sebesar 970.000 barel per hari.
Sebelumnya dalam pemaparan dengan Badan Anggaran DPR RI, Menkeu mengatakan setiap ada potensi pengurangan sebesar lima ribu barel per hari, ada pembengkakan defisit anggaran sebesar Rp 900 miliar. Angka defisit tersebut telah memperhitungkan pergeseran postur keuangan negara untuk alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN.
Saat ini, Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah masih menetapkan defisit anggaran tahun 2011 sebesar 1,8 persen dari PDB atau sebesar Rp124,66 triliun. Sementara itu asumsi dasar yang disepakati dalam APBN 2011 untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen, laju inflasi 5,3 persen, kurs Rp 9.250 per dolar AS, suku bunga SBI tiga bulan 6,5 persen, harga minyak 80 dolar AS per barel, lifting minyak 970 ribu barel per hari, dan PDB Rp 7.019 triliun.