REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Telkom (Persero) Tbk belum ada rencana konkret untuk membeli kembali (buyback) saham PT Singapore Telecommunications (SingTel) di PT Telkomsel. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (30/3).
"Itu masih berupa wacana. Belum ada perencanaan yang konkret di kita. Itu kan masih saham SingTel, kalau dia tidak mau menjual bagaimana. (Kita) baru ngobrol-ngobrol internal saja kok," Rinaldi menjelaskan.
Rencana pengambilalihan kembali 100 persen saham Telkom di Telkomsel ini berhembus pekan lalu. Ketika Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, mendorong Telkom menjadi pemegang saham tunggal di anak usahanya, Telkomsel. Saat ini kepemilikan saham Telkom hanya 65 persen, sedangkan sisanya dimiliki SingTel sebesar 35 persen.
Jika pelaksanaan buyback saham Telkomsel masih jauh dari realisasi, Rinaldi mengutarakan keinginan Telkom untuk buyback saham publik di pasar, benar adanya. "Kalau buyback saham Telkom di publik, kami punya intensi. Tapi kan buyback saham itu domain pemegang saham, jadi harus dapatkan persetujuan RUPS (rapat umum pemegang saham)," papar Rinaldi.
Dia menjelaskan jika tidak ada persetujuan dari para pemegang saham, maka buyback saham tidak bisa dilaksanakan. Jadi eksekusi buyback saham publik, tegas Rinaldi, harus menunggu persetujuan RUPS terlebih dahulu. "Rencananya akan ada RUPS Telkom sekitar Mei atau Juni (2011)," Rinaldi memperkirakan.
Saat ini kepemilikan publik atas saham Telkom sebesar 47 persen. Rinaldi memperkirakan dana yang dikeluarkan Telkom untuk melakukan buyback saham Telkom sekira Rp 2 triliun. Dia menyampaikan dengan dana tersebut maka setara dengan pembelian satu persen saham.
Hingga kini, Telkom belum bisa memastikan berapa harga buyback saham publik tersebut. Pasalnya, Rinaldi mengatakan Telkom masih melakukan pengkajian atau perencanaan. "Ya kita melihat situasi yang ada di pasar," tutur Rinaldi. Jika persetujuan dari para pemegang saham telah dikantongi, Telkom bisa langsung mengeksekusi buyback saham publik dalam rentang waktu 1 atau 2 tahun ke depan.
Meyinggung kinerja Telkom sepanjang 2010, Rinaldi tidak mau berbicara banyak. Namun, ia memperkirakan pertumbuhan Telkom di tahun lalu tidaklah signifikan. "Naik tipis (laba dan pendapatan). Ini kan karena kita tidak hanya seluler, berbeda dengan (operator) yang lain. Revenue naik tipis karena tarif kita kan turun, hanya single digit tumbuh di bawah lima persen," papar Rinaldi. Untuk tahun ini, ia menyampaikan Telkom menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7-9 persen.