Kamis 26 Dec 2019 16:11 WIB

Tahun Depan, Pemerintah akan Impor Daging Sapi dari Brasil

Perum Bulog bakal ditunjuk menjadi pelaksana impor daging sapi dari Brasil

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Daging sapi impor (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Daging sapi impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memutuskan untuk melanjutkan impor daging sapi Brasil pada tahun 2020. Rencananya, Perum Bulog bakal ditunjuk menjadi pelaksana impor.

Namun, pemerintah belum menentukan kuota impor daging sapi Brasil karena masih di bahas dalam satu pekan ke depan.

Baca Juga

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, mengatakan, pemerintah sudah berkoordinasi dengan Bulog untuk rencana tersebut. Dilanjutkannya kembali impor daging sapi Brasil karena pemerintah harus mengamankan kebutuhan daging di dalam negeri yang masih defisit.

"Rencananya begitu (impor daging sapi Brasil. Finalnya minggu depan kita sudah lihat dengan Bulog untuk koordinasi," kata Agus usai mengikuti Rapat Koordinasi Pangan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis (26/12).

Masalah kecukupan daging memang menjadi pembahasan utama dalam Rakor Pangan yang digelar hari ini. Sebagaimana diketahui, produksi dalam negeri belum bisa mencukupi kebutuhan nasional selama satu tahun. Ketersediaan daging mesti dijamin pemerintah karena menjadi salah satu komoditas pangan penyumbang inflasi.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan, terdapat tiga negara yang menjadi alternatif untuk impor daging sapi tahun depan. Yakni Australia, Argentina, dan Brasil.

Khusus Brasil, Agung memastikan akan dilanjutkan karena realisasi impor di tahun ini yang masih minim, hanya sekitar 3.000 ton dari total kuota yang diberikan 50 ribu ton.

Menurut Agung, rendahnya realisasi impor itu salah satunya diakibatkan oleh pihak Brasil yang terlambat dalam menerbitkan sertifikat kesehatan untuk menjamin keamanan daging yang dikirim ke Indonesia. Sebagaimana diketahui, Brasil saat ini belum terbebas sepenuhnya dari Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak.

Kendati demikian, Brasil tetap menjadi pilihan pemerintah karena harga yang dinilai masih kompetitif dibandingkan negara eksportir daging lainnya. "Kita akan pelajari lagi untuk kemungkinan impor dari Brasil. Kita cari yang murah-lah. Masa kita beli yang mahal?" ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga akan kembali melakukan impor daging kerbau. Mengutip prognosis yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, rencana impor daging tahun depan sebesar 300 ribu ton. Terdiri dari 80 ribu daging kerbau, 110 ribu daging sapi, serta 550 ekor sapi bakalan atau setara 110 ribu ton.

Dari total alokasi impor itu, Agung menyebut, sekitar 129 ribu ton di antaranya dikhususkan untuk kebutuhan industri. "Kuota sudah kita tentukan tapi masih bisa berubah. Pekan depan kita tentukan siapa importir dan asal negaranya," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengaku belum mendapatkan arahan dari pemerintah terkait rencana impor daging sapi Brasil. Namun, Buwas mengatakan, kebijakan impor daging sapi Brasil sepenuhnya merupakan hak pemerintah.

Pihaknya siap melaksanakan tugas itu juga diberikan tugas dan izin untuk mengimpor daging sapi Brasil.

Adapun, kuota impor daging sapi Brasil tahun ini untuk Bulog sebanyak 30 ribu ton tidak bisa dilaksanakan. Sebab, waktu untuk mengurus persyaratan impor bersama pihak Brasil tidak cukup.

Sementara, batas waktu dari kuota impor yang diberikan maksimal 31 Desember 2019. "Kita akan laksanakan kalau sudah ada keputusan, kalau tidak impor ya tidak apa-apa juga," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement