Jumat 11 Aug 2017 06:13 WIB

Transaksi E-Commerce Tahun Ini Diprediksi Capai Rp 146 T

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wagub Jabar Deddy Mizwar
Foto: Antara/Agus Bebeng
Wagub Jabar Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Nilai transaksi e-commerce tahun ini diprediksi mencapai Rp 146 triliun. Angka ini, naik 215,34 persen dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, Rp 67,8 triliun.

"Dalam satu tahun terakhir, realisasi transaksi e-commerce mencapai Rp 75 triliun," ujar Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Deddy Mizwar, pada Pembukaan Cooperative Fair ke-14 di Metro Indah Mall (MIM), Bandung, Kamis (10/8).

Menurut Deddy, transaksi e-commerce pada 2014 baru sekitar Rp 25 triliun. Ini, kata dia, adalah peluang yang harus dimaksimalkan pelaku UMKM. Jadi, digitalisasi harus dilakukan.

Melalui digitalisasi, kata Deddy, pasar yang bisa disasar bukan hanya di Indonesia, melainkan dalam skala global. Dalam skup yang lebih kecil saja, regional ASEAN, ada lebih dari 600.000 populasi yang menjadi pasar potensial bagi produk UMKM Indonesia, khususnya Jabar.

Deddy mengatakan, bukan hanya pengguna internet, populasi yang belum tersentuh internet di ASEAN pun bisa menjadi pasar produk UMKM yang sudah go online. Karena, mereka yang berbelanja online bukan hanya konsumen akhir, tapi banyak juga reseller. Saat ini, banyak produk Jabar yang sampai ke sejumlah negara ASEAN berawal dari pemasaran online.

"Buyer dari luar negeri mengetahui produk tersebut dari media sosial dan kembali memasarkan dari negara mereka," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah Jabar sangat konsen mendorong digitalisasi UMKM. Selain untuk mendongkrak pemasaran produk Jabar, melalui digitalisasi, UMKM juga bisa mendongkrak daya saing mereka.

Untuk pasar Indonesia saja, kata dia, pada 2016 sudah ada 24,74 juta dari sekitar 102,8 juta pengguna internet yang berbelanja online di aekumlah e-commerce. Setiap pengguna e-commerce di Indonesia, rata-rata membelanjakan Rp 3 juta per tahun.

Tahun ini, jumlah pengguna internet di Indonesia diprediksi bertambah menjadi 112 juta dan akan menyalib Jepang yang saat ini menjadi negara dengan pengguna internet terbesar kelima di dunia. "Indonesia saat ini berada di urutan keenam," kata Deddy.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Agus Muharam mengatakan, mengatakan, koperasi dan UKM hatus segera masuk ke era digital. Koperasi dan UKM tanpa teknologi informasi (TI), tidak akan bisa berdaya saing.

"Koperasi dan UKM harus berorientasi pasar global. Melalui digitalisasi, target tersebut bisa terealisasi. Kementerian pun saat ini serius mendorong UKM go online," katanya.

Lembaga Riset Sharing Vision memprediksi, pada 2025 potensi pasar e-commerce di Indonesia akan mencapai 46 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, Bloomberg memperkirakan, pada 2020 lebih dari separuh penduduk Indonesia akan terlibat dalam kegiatan e-commerce.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement