Selasa 22 Mar 2011 17:43 WIB

Bea Keluar CPO Turun Jadi 22,5 Persen

Bea keluar CPO turun
Bea keluar CPO turun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bea keluar minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang selama Februari hingga Maret sebesar 25 persen ditetapkan turun menjadi 22,5 persen untuk pengiriman April 2011. Dengan demikian, eksportir harus membayar pajak ekspor sebanyak 22,5 persen dari harga patokan ekspor yang ditetapkan pemerintah.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh di Jakarta, Selasa (22/3), harga patokan ekspor CPO untuk pengiriman April 2011 sebesar 1.135 dolar AS per ton. Sedang harga patokan ekspor untuk produk turunan CPO berupa Crude Olein sebesar 1.196 dolar AS per ton, Refine Bleach Deodorized (RBD) Palm Olein 1.203 dolar AS per ton, dan Crude Kernel Olein 2.096 dolar per ton.

Disamping itu harga patokan ekspor Crude Stearin 1.165 dolar AS per ton, Crude Kernel Stearin 2.096 dolar per ton, RBD Palm Stearin 1.176 dolar per ton, RBD Palm Kernel Stearin 2.243 dolar per ton dan Biodiesel 1.255 dolar AS per ton. Penetapan bea keluar untuk CPO dan produk turunannya dilakukan secara progresif sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67 tahun 2010 tentang penetapan barang ekspor yang dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar pada April 2010.

Pemerintah menetapkan bea keluar komoditas tersebut dengan mengacu pada harga CPO internasional di bursa komoditas Rotterdam, Belanda. Sebagian pelaku usaha merasa keberatan dengan skema penetapan bea keluar yang digunakan pemerintah dan mengusulkan penerapan skema penetapan bea keluar CPO seragam (flat).

Gabungan Pengusaha Minyak Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengusulkan pemerintah menetapkan bea keluar CPO seragam sebesar tiga persen pada harga CPO dunia 700 dolar AS per ton atau lebih serta membebaskan bea keluar produk turunannya supaya kebijakan itu bisa menjadi instrumen stabilisasi harga minyak sawit, sekaligus pendorong perkembangan industri hilir kelapa sawit dalam negeri.

Pemerintah menyatakan masih mengkaji usul tersebut. Namun sebelumnya Deddy mengatakan penerapan skema bea keluar seragam dengan besaran tiga persen kemungkinan akan sulit dilakukan saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement